Keesokan harinya, Azure memanggil Boo dan Demien untuk melaporkan tentang hasil interogasi nya.
Dan berita yang dia dengar justru membuat kerutan di dahinya semakin bertambah.
Pasalnya, tahanan itu mengaku sebagai Shadow Guard pangeran Rian. Namun tidak mengakui kerja samanya dengan kelompok yang menyerang Putra Mahkota dan Raja Alfred. Menurut penuturannya, mereka hanya di perintahkan oleh Pangeran Rian untuk membunuh gadis yang sedang berada di Istana dingin tanpa meninggalkan jejak.
Untuk alasan dan tujuannya, Azure tidak perlu menebak.
Pangeran Rian adalah kandidat paling kuat untuk naik tahta jika Putra mahkota yang saat ini meninggal dan tentu partai yang mendukung di belakangnya tidak lemah, jadi tidak mengejutkan jika dia bisa mendapatkan berita bahwa Ruby bisa menekan penyakitnya, bahkan ada kemungkinan menyembuhkannya. Jadi untuk mencegah itu semua, kubu Pangeran Rian rela mengambil resiko menyerang di dalam istana da membunuh Ruby.
Namun, karena Azure memang menekan berita tentang kekuatan bertarung Ruby, Pangeran Rian gagal untuk tahu bahwa kemampuan bela diri Ruby jauh lebih kuat di bandingkan dengan ilmu pengobatannya.
Tidak hanya rencana mereka gagal, pemimpin penyerangan mereka juga jatuh ke dalam genggaman Azure.
Saat ini Pangeran Rian pasti sangat cemas.
“Pangeran Rian sangat keterlaluan, tidak hanya dia melanggar hukum kerajaan untuk tidak membentuk Shadow Guard, dia juga dengan sangat arrogan melakukan penyerangan di istana.” Boo menggeram dengan marah, jika saja Azure tidak sedang duduk di hadapannya, dia pasti telah menggebrak meja dengan keras.
Demien mengabaikan auman amarah rekannya dan kembali berbicara dengan serius kepada Azure. “Tapi penyerangan yang bersamaan ini terlalu kebetulan, sangat aneh,” gumamnya. “Dan pemimpin yang menyerangmu malam itu sangat terkejut begitu Ruby muncul. Dia jelas mengenali Ruby da tidak menyangka dia akan datang menyelamatkanmu.”
Analisis Demien, Azure tentu juga memikirkannya, dia jauh lebih jelas bahwa malam itu, meski dia setengah sadar, pemimpin komplok yang menyerangnya gentar begitu berhadapan dengan Ruby.
Sangat tidak wajar. Umumnya, pendekar pria tidak akan menganggap keberadaan pendekar wanita terlalu berpengaruh, tidak hanya dalam segi kekuatan, stamina wanita juga jauh lebih terbatas di bandingkan pendekar pria. Terlebih kondisi Ruby yang seakan buta, jika orang tidak mengenali kekuatannya, sangat tidak mungkin bagi mereka untuk gentar apalagi tidak dapat menyembunyikan rasa takutnya.
Jika Ruby mengaku tidak mengenali mereka, maka kelompok itu pasti telah mendapatkan informasi penuh tentang kekuatan Ruby selama perjalanan mereka menuju istana. Sebab ketika berada di dalam hutan, Ruby tidak memiliki alasan untuk menarik perhatian mereka.
“Apakah mungkin Shadow Guard itu memang tidak mengetahui tentang kerja sama mereka dengan penyerangan Yang Mulia Putra Mahkota?” Boo bertanya.
“Hanya itu kemungkinannya.” Demien menanggapi kemudian menatap ke arah Azure. “Yang Mulia, kita harus melaporkan hal ini kepada Baginda Raja, untuk menyelidiki tentang kubu yang berada di belakang Pangeran Rian, hanya kekuatan Baginda Raja yang bisa. Ini adalah celah yang bisa kita manfaatkan untuk menjatuhkan mereka.”
Azure yang sejak tadi diam menatap bergantian dua ajudan kepercayaannya kemudian kembali berpikir keras. “Aku selalu merasa ada yang salah, kita terlalu mudah menebak.”
“Kita bisa mudah menemukan pelakunya karena Ruby memiliki ramuan... itu.” Demien melirik sekilas ke arah jendela di mana Ruby saat ini berdiri diam seolah sedang menatap taman istana. “Jika kita melakukan interogasi yang seperti biasanya, Shadow guard itu tidak akan mengakui apa-apa bahkan jika kita membunuhnya.”
Azure mengangguk setuju, namun kerutan di dahinya tidak pernah terurai. “Aku tentu tahu itu, tapi Pangeran Rian terlalu mencolok. Baru saja beberapa hari yang lalu kami bertarung di keramaian dan reputasinya sedikit rusak dan tiba-tiba dia melakukan penyerangan terang-terangan di dalam istana, tindakan itu terlalu bodoh. Jika sampai penyerangan ini berhasil, dia akan menjadi tersangka yang paling di curigai.”
Mendengar itu, Demien dan Boo termenung. Membayangkan jika sampai pangeran Azure dan Raja Alfred terbunuh malam itu, Ratu Sophia akan menggantikan posisi Raja Alfred sebagai pemimpin tertinggi untuk sementara waktu hingga Raja selanjutnya naik tahta. Dan selama masa itu, Ratu yang kehilangan Suami dan Putranya pasti akan mencari pembunuh itu bagaimana pun caranya dan Pangeran Rian sebagai pangeran terakhir yang memiliki konflik dengan Pangeran Azure tentu akan menjadi tersangka utama.
Akhirnya ketika dia menjalani penyelidikan luar dalam, ada kemungkinan bahwa keberadaan Shadow Guard ini akan terungkap dan memberatkannya. Namun bahkan jika Ratu tidak bisa menemukan apa pun, Pangeran Rian tidak akan bisa naik tahta karena Ratu akan memiliki dendam padanya.
Bahkan jika Ratu tidak memiliki bukti yang membuktikan Rian melakukan semua itu, namun sebagai seorang ibu, dia tentu akan menolak orang yang memiliki hubungan buruk dengan putranya.
“Aku tahu Pangeran Rian tidak sebodoh itu untuk memulai penyerangan setelah konfliknya denganku bahkan belum terlupakan.” Azure kembali menambahkan.
“Pangeran Rian juga meminum ramuan yang sama seperti obat yang Yang Mulia Putra Mahkota selalu minum, namun dengan dosis yang lebih tinggi.”
Ruby yang sejak tadi hanya mendengarkan tiba-tiba masuk dalam percakapan.
“Huh?” Boo menoleh dengan bingung. “Apa hubungannya?”
Ruby bersandar pada jendela dan menyilangkan tangan di depan d**a, cahaya yang menyinari wajahnya membuat kulit putihnya nampak semakin putih sedangkan penutup mata berwarna merahnya terlihat semakin menonjol.
“Selama ini aku selalu mempelajari tentang penyakit bawaan sejak lahir dan aku menemukan bahwa beberapa penyakit memiliki pantangan pada makanan atau minuman tertentu bahkan pada obat-obatan sekali pun.” Katanya. “Jadi aku mulai menyelidiki beberapa makanan yang tidak cocok untuk kondisi tubuh Yang Mulia dan menemukan bahwa beberapa kandungan di dalam ramuan yang selalu kau minum sangat tidak cocok dengan tubuh Yang Mulia.”
Mendengar itu, Demien dan Boo menarik napas terkejut. Jika benar apa yang Ruby katakan, maka selama ini, alih-alih menyembuhkan penyakit Azure, selama ini ramuan itu justru menjadi racun tak kasat mata.
“Karena alasan inilah kau tidak mengizinkanku untuk minum ramuan itu lagi?” Azure bertanya.
Ruby mengangguk sesaat lalu menggeleng. “Saat itu aku tidak tahu, aku hanya berpikir bahwa obat itu tidak cocok dengan ramuan yang aku buat, jadi aku menyarankanmu untuk berhenti mengonsumsinya.”
“Lalu sejak kapan kau mengetahuinya?” kali ini yang bertanya adalah Demien.
“Saat aku mengetahui Pangeran Rian juga mengkonsumsinya, namun bukan sebagai obat tetapi sebagai ramuan penambah stamina. Selain itu...” Ruby terdiam sejenak. “Dosis yang Pangeran Rian gunakan sangat tinggi dan efeknya, hanya beberapa saat setelah pertarungan, dia bahkan tidak bisa menggerakkan satu pun jemarinya. Saat itulah aku berpikir bahwa ramuan Yang Mulia pasti punya masalah dan...tubuh Pangeran Rian juga sedang sekarat, hampir menyamai kondisi Yang Mulia”
Bersambung...