Perjamuan Ulang Tahun (Tengah)

1209 Kata
Di saat semua orang mulai mengeluarkan keringat dingin, Azure tiba-tiba saja mengeluarkan tawa rendah. "Aku berterima kasih banyak atas perhatian yang Pangeran Rian berikan, aku juga berharap kesehatan Pangeran Rian selalu baik untuk melihat kesembuhan ku." Rian terkejut dengan reaksi yang Azure berikan, namun tetap menahan senyum lebar di bibirnya. "Terima kasih atas perhatian Yang Mulia, aku akan memastikan kesehatanku selalu terjaga hingga Yang Mulia Putra Mahkota naik tahta." "Tentu saja. Aku tahu kesehatan pangeran sangat baik, sayang sekali karena beberapa orang sangat senang menyebar kabar palsu." Azure bersandar dengan sangat santai di atas singgasananya, terlihat begitu mulia dengan seragam biru tua dan jubah bulunya. "Kabar angin seperti apa yang Yang Mulia dengar?" Senyum di bibir Pangeran Rian sedikit kaku, di dalam hati dia sedikit was-was, namun jika dia mundur dari percakapan sekarang, semua orang akan melihat bahwa dia kalah. Azure mengubah posisi duduknya dan memperlihatkan wajah yang sedikit tidak nyaman dan canggung, tapi siapa pun tau raut itu palsu. "Aku tidak tau mengapa beberapa hari sebelum aku kembali dari istana, aku mendengar kabar bahwa Pangeran Rian sakit beberapa hari setelah pertarungan kita di arena, dan... " Azure menghentikan kita-katanya dan melirik ke arah Rian seolah takut menyinggung perasaan saudaranya itu. "Tapi aku senang melihat bahwa hari ini Pangeran Rian bisa datang mengunjungiku dengan tubuh yang sangat sehat," lanjutnya dengan senyum lega. Berbanding terbalik dengan Azure, senyum lebar yang selalu Pangeran Rian pamerkan semenjak dia masuk ke dalam ruangan tidak lagi terlihat. Tidak banyak yang tau bahwa kondisi tubuhnya selama satu tahun belakangan ini menjadi semakin buruk. Awalnya Rian hanya merasa jauh lebih cepat lelah di bandingkan biasanya, namun dengan meminum obat penambah stamina, dia bisa bergerak dengan normal lagi selama beberapa hari. Namun semakin lama keadaan itu semakin parah, akibat rasa lelah yang dia rasakan juga semakin beragam, kadang dia hanya akan merasa mengantuk dan kesulitan menggerakkan tubuhnya, terkadang merasa keram di sekujur tubuh hingga demam atau langsung jatuh pingsan. Sejak saat itu, Rian menyadari bahwa rasa lelahnya itu tidak wajar dan mulai secara rahasia menemui tabib-tabib handal di seluruh negeri, tapi hingga kini kondisi tubuhnya masih semakin buruk sedang para tabib tidak berguna itu gagal menemukan penyebab sakitnya. Setelah melihat ciri-ciri penyakitnya, Rian menemukan bahwa kondisi tubuhnya ini kurang lebih sama dengan penyakit Azure. Tapi dia tidak mengerti, kenapa dia tiba-tiba menderita penyakit yang sama dengan Azure sedangkan kondisi tubuhnya selalu sehat sejak kecil. Jadi, saat ini Rian secara sepihak menyimpulkan bahwa Azure pasti melakukan sesuatu kepadanya secara diam-diam. Karena pikiran ini jugalah Rian sama sekali tidak takut memprovokasi Azure seperti dua tahun lalu. Untuk beberapa saat, suasana di dalam ruangan kembali hening, namun kini semua perhatian orang bergeser ke arah Rian. Melihat dari aura gelap di sekitar pangeran sulung itu, semua orang berpikir bahwa kali ini Pangeran Rian lah yang akan melampiaskan amarahnya. Alrey dan Leroy saling melirik, mengirim pesan melalui tatapan mereka untuk menyuruh satu sama lain memecah keheningan agar adu mulut antara saudara sulung dan adik bungsu mereka berhenti. Keduanya memang adalah pangeran dengan konflik paling sedikit dengan Putra Mahkota, tapi bukan berarti mereka tidak menginginkan tahta, mereka hanya tidak memiliki dukungan sebanyak Azure dan Rian. Tapi, meski seperti itu, keduanya juga tidak ingin konflik ini berlanjut dan merugikan mereka. "Yang Mulia. Selamat ulang tahun. Hari ini aku membawa hadiah istimewa untukmu." Pada akhirnya, Leroy Collum sebagai pangeran ke tiga memecah keheningan, dia maju dan memerintahkan beberapa pelayanannya meletakkan box hadiah yang mereka bawa ke lantai. "Beberapa hari yang lalu, aku baru saja kembali setelah dua bulan mengembara di beberapa kota dan membawa banyak oleh-oleh untukmu Yang Mulia. Semoga Yang Mulia bisa menikmatinya." Dulu, Azure masih sangat menghargai kedua kakaknya yang sangat jarang dia temui ini dan sempat berpikir jika dia naik tahta, dia akan membebaskan kedua saudara itu agar bisa bebas mengembara dan menjalani kehidupan yang mereka inginkan. Bahkan ketika menemukan bahwa kondisi tubuhnya adalah akibat racun, Azure masih memiliki sedikit kepercayaan kepada dua kakaknya ini. Tapi, pagi ini saat Boo melaporkan bahwa saudara-saudaranya ini secara diam-diam telah membentuk kubu pendukung mereka sendiri sejak dua belas tahun yang lalu dan menonton persaingannya dengan Rian di balik bayang-bayang. Azure tiba-tiba menjadi sangat kecewa, pada akhirnya cita-cita dan hobi bukan apa-apa di bandingkan kekuasaan. Leroy dan Alrey terlihat tidak peduli pada tahta dan hanya mencintai hobi mereka masing-masing tapi sebenarnya mereka berdua telah mematai tahta secara diam-diam. Selama bertahun-tahun entah apa saja yang telah kedua pangeran ini lakukan, melihat dari kondisi tubuhnya dan Pangeran Rian, pelakunya seharusnya salah satu dari mereka. Musuh yang bersembunyi di balik bayang-bayang jauh lebih berbahaya dari musuh yang memprovokasimu secara langsung. Karena itu, kewaspadaan Azure kepada Leroy dan Alrey lebih tinggi di bandingkan Rian. Azure tersenyum ramah seperti biasanya ke arah Leroy. "Terima kasih, kebetulan sekali nafsu makan ku beberapa hari ini sedikit lebih baik." Leroy tertawa gembira, dua pipi tebalnya terlihat semakin mengembang sedangkan kedua matanya menghilang ketika dia tertawa. "Sama-sama, aku akan mengirim lebih banyak ketika aku keluar istana lagi." Azure mengangguk dan memerintahkan pelayannya untuk membawa semua box itu ke ruang yang telah di sediakan. Di antara empat pangeran lainnya, Leroy adalah pangeran dengan penampilan paling biasa saja. Dia memiliki tubuh pendek dan mata coklat yang dia warisi dari ibunya. Karena sangat menyukai makanan, tubuh kecil Leroy mulai mengumpulkan banyak lemak di pipi dan perutnya, jika dia masih melanjutkan kebiasaan makan tanpa aturannya itu, beberapa tahun lagi Leroy pasti bisa menggelindingkan tubuhnya seperti bola. Berbanding terbalik dengan Alrey, pangeran ke empat itu justru lebih banyak mengambil poin positif dari Baginda Raja dan menjadi pria tertampan kedua setelah Azure. Dia memiliki postur tinggi dan tegak, wajah tampan dan aura dominan yang kental. Saat pertama kali orang melihatnya, mereka akan berpikir bahwa Alrey adalah saingan terberat Azure dalam perebutan tahta, tapi kenyataannya, tubuh Alrey yang terlihat kokoh itu sama sekali tidak menyimpan kekuatan apa-apa, bahkan penjaga tingkat rendah di istana bisa menjatuhkannya dengan satu tangan. Beberapa orang pernah berkata bahwa semua ilmu bela diri yang bisa Pangeran Alrey capai dengan tubuhnya kini mengungsi ke dalam otak pria itu. Pengeran Alrey memang sangat cerdas, tapi tubuhnya jauh lebih lemah dari Azure yang pesakitan. Setelah semua hadiah dari Leroy di pindahkan, Alrey maju dan membungkuk ke arah Azure. "Selamat ulang tahun Yang Mulia, hari ini aku membawa beberapa benda antik yang berhasil aku temukan ketika menjelajah di luar istana." Suara bass Alrey terdengar begitu menyenangkan hingga beberapa gadis pelayan tidak bisa menahan mata mereka untuk melirik ke arah pangeran yang terkenal tampan itu. "Semoga Yang Mulia menyukainya." Azure kembali tersenyum dan berterima kasih, kali ini pelayan tidak memerlukan perintah Azure untuk memindahkan hadiah dari Alrey. Setelah Alrey, kini tiba giliran Rian untuk memberikan hadiah. Azure menoleh ke arah Rian dengan senyum tipis dan ingin mengatakan sesuatu ketika menyadari bahawa Alrey masih berdiri di posisinya semula, berdiri tegak penatap lurus ke arah singgasana tanpa berkedip. Wajah Azure menggelap. Semua orang berpikir bahwa Alrey sedang menatap ke arah singgasana, namun Azure yang sedang duduk di atas kursi kejayaannya itu bisa melihat dengan jelas bahwa mata Alrey menatap lurus pada sesuatu yang ada di belakang singgasananya. Apakah masih perlu untuk Azure menebak tentang siapa yang menarik perhatian Pangeran Alrey hingga lupa berkedip seperti itu? Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN