BAB 8: CUCI RAMBUT

1033 Kata
Gerakan tangan Sissy terhenti, wajahnya memucat saat mendengar u*****n Garry. Dia menatap pria itu dengan takut. Apakah dia sudah bertindak keterlaluan? Apakah dia mengatakan sesuatu yang salah? Garry baru menyadari perubahan Sissy entah berapa lama kemudian, disaat dia sudah selesai merutuki dirinya sendiri. Dia melihat wanita itu menunduk terdiam sambil berdiri dengan kedua tangan bertautan di depan perutnya. “Apa apa, Sissy?” tanya Garry bingung. “A-aku … Maafkan aku lancang, tapi jangan marah padaku ya?” jawab Sissy cemas sambil menatap khawatir pada Garry, yang membuat pria itu sadar kalau dia menakuti Sissy karena mengeluarkan k********r di depan wanita itu. “Aku tidak marah padamu. Aku hanya berpikir kalau aku harus bicara pada Alfi soal ini,” kata Garry kesal. “Eh … Jangan marahi Pak Alfi! Aku yang memaksanya,” Sissy membela Alfi. “Memaksa?” tanya Garry sambil menyipitkan matanya. “Ya, itu … Kupikir agar aku bisa mengurusmu … A-aku ingin merasa berguna … Jadi aku memaksa Pak Alfi untuk mengajarkanku membersihkan tubuhmu. Walau- walaupun … awalnya agak sulit, tapi perlahan aku bisa melakukannya dengan baik. Percayalah padaku, aku benar-benar melakukannya sesuai dengan instruksi Pak Alfi,” jawab Sissy cemas. Dia takut Garry marah merasa dirinya kurang mampu melakukannya. “Bukan itu masalahnya. Tidak sepantasnya dirimu melakukannya, tanganmu terlalu berharga untuk melakukan hal semacam ini,” kilah Garry. Dia juga tidak bisa menjelaskan kekesalannya pada Sissy. Kalau itu adalah wanita lain, dia juga tidak peduli, masalahnya harga dirinya yang hancur saat wanita tercintanya melihatnya dalam kondisi terburuknya! Dia tidak tahu kalimatnya malah membuat Sissy senang karena merasa Garry menganggapnya berharga. “Tentu saja tidak! Aku akan berusaha belajar segalanya agar bisa bersamamu. Urusan semacam ini hanyanya masalah kecil, aku bisa belajar dengan cepat. Aku bisa membuktikannya padamu. Biarkan aku membantumu sekarang, nanti kau bisa menilai hasil kerjaku,” jawab Sissy yang sudah kembali bersemangat. Dengan gerakan cepat dia langsung duduk di samping ranjang dan dan mulai kembali meraih kancing baju Garry. “Tunggu dulu!” tolak Garry yang diabaikan oleh Sissy. Tangannya menepis tangan Garry yang berusaha menghalangi tangannya membuka kancing baju itu. Karena Garry masih lemah, dia tidak bisa melawan tenaga Sissy yang sehat. “Apakah kau bisa mengangkat tubuhmu sedikit?” tanya Sissy yang sudah selesai melepaskan kancing baju itu dan berniat melepaskan baju itu dari tubuh Garry. “Tidak!” tolak Garry. Bukan karena dia tidak bisa, bahkan dia belum berusaha, tapi dia tidak mau membiarkan Sissy membasuh tubuhnya dan membuatnya menjadi seperti orang yang sangat lemah, walaupun memang dia masih lemah. “Baiklah,” jawab Sissy. Gary pikir Sissy sudah menyerah, tapi ternyata dia salah. Wanita itu memeluk tubuhnya, lalu menarik tubuhnya maju. Sekarang tubuh mereka menempel dan hembusan nafas Sissy menyentuh lehernya yang membuat tubuhnya merinding. Belum lagi saat wanita itu bicara lagi, bibirnya mengenai tulang selangkanya, yang membuat adik kecilnya mulai menggeliat karena merasa bibir Sissy sedang menciumi tulang selangkanya berulang kali. “Turunkan tanganmu agar aku bisa melepaskan bajumu ini,” suara Sissy agak teredam karena bibirnya tertutupi tubuh Garry yang ditariknya. “Sissy!” desis Garry. Dasar wanita polos! Wanita ini tidak tahu efek dari apa yang dilakukannya. Sekarang dia seperti kakek tua yang punya nafsu besar tapi tenaga tidak ada! Ceklek Garry mensyukuri ada yang masuk ke ruangan ini yang bisa menyelamatkan mereka, entah menyelamatkan dia dari Sissy atau menyelamatkan Sissy darinya. Pasti akan ada yang terjadi jika tidak ada yang datang! “Apakah kami mengganggu?” tanya Alfi sambil tertawa. Sissy menoleh pada Alfi dan Dokter saat mendengar suara Alfi. “Tentu saja tidak. Syukurlah kalian datang,” seru Sissy senang. “Benarkah?” tanya Alfi yang merasa mengganggu kemesraan pasangan di depannya. “Alfi,” panggil Garry. “Iya. bisakah kau jelaskan pada Garry kalau dia tidak perlu khawatir jika aku membantunya mandi? Aku sudah belajar dengan baik darimu, jadi aku pasti bisa membersihkan tubuhnya dengan baik.” kata Sissy memotong perkataan Garry. Dia tidak mau Garry meminta tolong pada Alfi. “Jadi sekarang kau sedang membantu Garry mandi?” tanya Alfi sambil tersenyum. Dia mengabaikan Garry yang memelototinya. “Sejak tadi aku sudah mengatakan padanya kalau kau sudah mengajariku dengan baik, tapi sepertinya dia masih khawatir,” keluh Sissy. “Apakah mandi harus berpelukan?” tanya Alfi yang sudah hampir terbahak karena ekspresi Sissy yang tidak menyadari kalau posisi dia dan Garry terlihat mencurigakan. “Bukan begitu. Ini aku lagi mau melepaskan baju Garry. Sepertinya tubuhnya masih lemah, jadi dia tidak bisa mengangkat tubuhnya agar aku bisa melepaskan bajunya,” jelas Sissy yang membuat Garry menggeram kesal dan Alfi terbahak karena tidak bisa menahan tawanya. Tadi pagi Gary sudah bisa sedikit menggerakkan tubuhnya dan dia tidak kesulitan saat membantu pria itu untuk duduk. “Kau mau mengangkatnya ke kamar mandi?” tanya Dokter yang memperhatikan tubuh Sissy yang mungil dan berpikir kalau kedua orang itu akan jatuh jika melakukannya. “Tidak. Aku hanya ingin membasuh tubuhnya saja seperti sebelumnya. Oh iya, ngomong-ngomong soal mandi, kapan ya Garry bisa mencuci rambut? Pasti tidak nyaman karena sudah tiga bulan tidak mencuci rambut,” tanya Sissy perhatian. “Sekarang kau ingin mencucikan rambutnya juga?” tanya Alfi yang berusaha menahan tawanya karena ingin bertanya. “Tentu saja!” jawab Sissy pasti yang membuat Alfi kembali terbahak. “Sudah. Sudah. Lebih baik kau bantu Nona Sissy,” perintah Dokter pada Alfi yang kembali tertawa saat melihat tatapan tidak rela Sissy. Dengan cemberut Sissy terpaksa membiarkan Alfi mengambil alih tugasnya. Namun ternyata Garry tetap menolak saat Alfi ingin melepaskan bajunya. “Nanti saja. Aku ingin Dokter memeriksaku dulu,” tolak Garry. Sesuai permintaannya, Dokter memeriksa Garry dan bertanya keadaan pria itu juga. Setelahnya Dokter mulai memberikan instruksi pada Alfi mengenai jenis makanan yang bisa dikonsumsi Garry dan juga terapi yang harus dijalankan Garry. Dengan semangat, Sissy juga merekam perkataan Dokter dengan ponselnya agar tidak ada sedikitpun kalimat Dokter yang terlewat untuk dia resapi. “Dalam satu minggu, harusnya kau sudah bisa makan dengan normal. Untuk terapinya, Alfi akan memberitahukan perkembanganmu setiap minggu padaku. Jangan memaksakan diri, tubuhmu pasti akan kembali seperti sediakala, tapi sesuatu yang diburu-buru dan dipaksakan malah bisa berbahaya.” nasehat Dokter yang sudah terbiasa dengan para pria yang bandel, yang ingin terburu-buru sembuh tanpa memikirkan resikonya. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN