• TIGA BELAS *

1002 Kata
Louis Harrison's Mansion, Seattle. Setelah mendapatkan informasi yang dianggap solid dari Alexandra terkait nama-nama orang yang bekerja di rumah Louis selama beberapa bulan terakhir bahkan sampai hari ini, Noel dan Smith pun segera bergerak menuju kediaman Louis yang terletak di Pine St, 2, Seattle dengan mobil patroli mereka. Jam di tangan Noel telah mengarah ke angka satu. Dimana seharusnya Noel ataupun Smith pergi ke cafetaria untuk menikmati makan siang mereka atau setidaknya bisa mencicipi makanan yang dibawa Alexandra tadi demi mengenyangkan perut. Namun perintah Noel, bukanlah sesuatu yang mudah untuk ditolak atau dibantah oleh seorang Smith. Ia merasa tidak enak jika harus mengatakan bahwa perutnya benar-benar lapar sekarang karena Noel adalah rean sekaligus atasannya di kantor. Apalagi dalam situasi darurat seperti ini, Smith yakin Noel tidak akan mau repot-repot memikirkan isi perutnya yang sedang melakukann demo sekarang. Namun sepertinya, alam tengah tidak berpihak padanya. Cacing-cacing di dalam perut Smith melakukan demo besar-besaran hingga suara gemuruh perut yang kosong itu terdengar oleh Noel yang duduk di sebelah Smith. "Maaf," kata Smith tak enak. Ia ingin sekali berpura-pura bahwa suara keroncongan tadi tidaklah berasal dari perutnya, tapi apakah menuduh Noel adalah jalan keluar? Tentu tidak. Akhirnya ia pun terpaksa mengakui dan meminta maaf agar suasana tidak berubah canggung. "Aku belum makan apapun sejak tadi pagi. Kurasa cacing di dalam perutku mulai tidak bisa mengendalikan keinginan mereka." "Maaf soal yang tadi," ujar Noel. "Aku tidak bermaksud melarangmu memakan masakan yang dibawa oleh wanita itu, hanya saja--" "Tidak apa-apa," kata Smith menyela. Ia tidak ingin membuat Noel merasa tidak enak atau merasa bersalah padanya hanya karena persoalan isi perut. "Tapi sebagai gantinya, bisakah kau mentraktirku nugget setelah kita selesai dengan investigasi hari ini?" Pria berambut cokelat itu menoleh ke arah Smith dan tersenyum kecil. "Tentu." Dalam kecepatan 70km/jam, Smith berhasil menempuh perjalanan yang biasanya dilalui selama tiga puluh menit dari kantor kepolisian kota Seattle menjadi dua puluh menit saja. Smith memang ahli soal mengendarai mobil, tampaknya dia memang berbakat untuk menjadi calon pembalap atau semacamnya. SUV hitam yang dikendarai oleh mereka berdua kemudian masuk ke dalam area mansion milik keluarga besar Harrison yang dipenuhi taman bunga di sepanjang jalan utamanya sebelum sebuah gerbang tinggi berwarna keemasan menyambut mobil patroli tersebut dan terbuka secara otomatis saat sensor di atas gerbang mengenai plat mobil.  Smith mengamati beberapa kamera pengawas di sisi gerbang dengan takjub dan berdecak kagum saat gerbang besar di hadapannya terbuka secara perlahan, seolah besi tak bernyawa itu langsung menyambut kedatangan keduanya. "Luar biasa! Mereka memiliki istana yang benar-benar mengesankan." "Kau sudah menghubungi Tuan Harrison, bukan?" Alih-alih ikut mengagumi teknologi canggih yang dihadirkan Louis di rumahnya, Noel justru sibuk mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil dan netra cokelatnya yang gelap berhasil menemukan sebuah kolam berukuran besar yang penuh dengan angsa putih di dalamnya. Ada air mancur di bagian tengahnya dan taman bunga mawar mengitari kolamnya. "Kita bisa ditangkap karena memasuki istana sebesar ini tanpa izin." Smith mengangguk cepat. "Tentu. Jangan Khawatirkan soal itu." Ia lalu menghentikkan mobilnya di belakang mobil-mobil lain yang berjajar dengan rapi di sisi kanan Mansion. Tampaknya garasi besar di dalam, tak mampu menampung lebih banyak mobil sampai beberapa mobil mewah lainnya dibiarkan terparkir di luar garasi. Terlihat garasi dengan model terbuka milik Louis memiliki ruang yang lebih luas dibandingkan dengan garasi milik masyarakat kota Seattle pada umumnya. Bahkan setelah Noel dan Smith turun dari mobil patroli mereka, pemandangan kendaraan beroda empat yang terkenal dengan harga yang fantastis langsung menyambut mereka. Tampaknya seluruh bagian dari rumah keluarga Harrison sungguh dilimpahi kemewahan dan hal-hal yang mahal. Terlihat di sana Porsche Macan 2.0 berwarna hitam, BMW i8 putih, Range Rover Sport hitam, Lamborghini Gallardo kuning dan Mercedes Ben berwarna putih terparkir dengan rapih. Belum lagi dengan dua sedan hitam di dalam garasi. Tuan Harrison tampaknya memang cocok jika diberikan julukan sebagai orang kaya yang kekayaannya tidak akan habis sampai tujuh turunan. Smith lagi-lagi berdecak takjub dan menggeleng tak percaya. "Dia sungguh konglomerat rupanya." Ia kemudian menyenggol lengan Noel yang berdiam diri di sampingnya. "Ini keren, bukan? Ini pertama kalinya aku melihat mobil-mobil mahal dengan mataku sendiri. Aku hanya biasa melihat mereka di TV tahu." "Permisi." Seorang wanita berusia sekitar 40 tahunan tiba-tiba muncul dan tersenyum sopan kepada Noel dan Smith. Ia adalah Maria, wanita yang selama ini bekerja sebagai asisten rumah tangga dan memenuhi kebutuhan dapur seorang Louis Harrison. Maria mendekat dan pakaiannya yang serba putih berbalut celemek hitam semakin menarik perhatian kedua detektif muda itu. "Apakah kalian adalah Detektif Noel dan Detektif Smith?" tanyanya dengan ramah. "Tuan Besar memintaku untuk menemani kalian berkeliling di dalam rumah selagi beliau pergi bersama Nyonya." "Mereka sedang pergi kemana?" tanya Smith. Maria tersenyum. "Mereka akan mengadakan rapat bersama kolega bisnis asing terkait penggantian jabatan yang sebelumnya dimiliki oleh mendiang Tuan Muda, Detektif." Ia lalu menadahkan tangannya di udara dan mengangguk sopan. "Mari saya antar masuk ke dalam." Wanita berambut cokelat kemerahan itu lalu berjalan di sisi Noel dan menunjukkan jalan untuk masuk ke dalam Mansion besar bergaya eropa klasik milik Louis dengan santai. Sesekali mereka berbincang mengenai kekayaan dan popularitas sang pemilik rumah sebelum ketiganya benar-benar sampai ke bagian dalam rumah besar tersebut. "Omong-omong, apakah pestanya berjalan baik?" Noel memasukkan kedua tangannya ke dalam saku varsitynya selagi matanya mengamati sekeliling. "Bukankah mereka mengadakan pesta beberapa jam sebelum kecelakaan terjadi? Kudengar mereka menyebutnya sebagai pesta lajang Louis?" Langkah Maria tiba-tiba terhenti. Ia menggigit bibirnya ragu dan tampak meremas ujung celemeknya dengan gusar sebelum berkata, "Kurasa pestanya ... tidak berjalan sesuai rencana, Detektif." Noel dan Smith yang berdiri di belakang Maria kini bertukar pandang. Pasti ada sesuatu yang diketahui oleh Maria, pikir keduanya. Lalu mereka sengaja bungkam dan tidak berkomentar demi menunggu sang asisten rumah tangga itu melanjutkan kata-katanya, menceritakan semuanya yang ia ketahui tentang pesta itu. Maria berbalik. Menatap Noel lalu ke Smith bergantian. "Tuan Besar sangat marah pada Tuan Muda malam itu," katanya dengan hati - hati. "Lalu pestanya ... berakhir begitu saja." Noel berdeham pelan dan bertanya, "Kenapa Tuan Harrison sangat marah kepada Louis jika kami boleh tahu?" Ia melirik Smith sesaat sebelum kembali pada Maria. "Bukankah Louis adalah putra kebanggaan keluarga Harrison?" Wanita dengan kulit kecokelatan khas Amerika latin itu pun kembali meremas ujung celemeknya sebelum berani mendongak dan menatap kedua iris cokelat milik Noel. "Ka--karena Tuan Muda ... ingin membatalkan pernikahannya dengan Nona Morran malam itu juga." []
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN