19. Markas Aerosquad

1086 Kata
Grace melangkah menuju kantin seraya membawa laptop kesayangannya. Orang lain mungkin akan menikmati waktu istirahatnya dengan cara makan di kantin sampai puas. Namun itu semua tidak berlaku bagi Grace yang memiliki status sebagai Hacknemos, terlebih hari ini para anggota STONE akan menyergap markas tertuduh pertama, Aeros. “Guys,” panggil Grace ketika sudah tiba di meja milik STONE. Kenand yang melihat itu segera mempersilahkan Grace untuk duduk di sebelahnya. Bisa dibilang, Grace dan Kenand adalah simbiosis mutualisme. Mereka semua menantikan apa yang diucapkan oleh hacker dari STONE tersebut. Penasaran juga mengingat nanti mereka akan konvoi ke markas dari geng musuh yang pastinya akan banyak strategi baru. “Gimana Grace? Lo dapet sesuatu?” tanya Landra yang posisinya sedikit jauh dari Grace. “Enggak, cuma ...” Grace menggantungkan ucapannya kemudian menatap mereka semua bergantian. Bukannya menjawab, Grace justru menatap Alun seolah meminta bantuan. Tentu saja Alun yang tidak paham langsung mengangkat sebelah alisnya. Menyadari ketidak pahaman sahabatnya Grace menghela nafasnya panjang. “Soal A31Q yang waktu itu lo tanyakan,” jelas Grace. “Apa maksudnya A31Q?” sela Landra. Landra yang memang belum tau tentang apa yang dibicarakan oleh Grace segera menimpali. Bukan hanya Landra, para anggota STONE juga kini menatap kedua gadis tadi penuh tanya. “A31Q itu sebuah kode, dan waktu itu ... Alun yang tanya soal kode itu ke gue. Tentu saja gue sebagai Hacknemos bingung, buat apa Alun nanya kode itu,” ucap Grace panjang. “So, kenapa lo nanya kode itu sama gue, Lun?” Alun mengernyit tipis. “Wait, memangnya kalian gak ada yang lihat kode itu muncul di Clickstone?” Serempak mereka semua menggeleng. Memang benar tak ada satupun dari mereka yang pernah atau menemukan kode itu muncul di aplikasi. Lantas, untuk apa kode itu muncul di salah satu pihak saja? *** Suara motor ngegas saling bersahutan yang berasal dari parkiran motor, membuat seluruh murid Dems berlarian karena penasaran dengan apa yang terjadi. Mereka semua berbondong-bondong melihat siapa pelaku yang dengan beraninya membuat keributan seperti ini. Itu ada apa sih? Kayaknya lagi ribut banget di luar Apa sekolah kita akan diserang? Bisikan demi bisikan tak mengganggu Landra sedikitpun karena dia berpikir jika itu ulah para sahabatnya. STONE akan selalu seperti ini terlebih saat akan melakukan penyergapan. “Landra ... akhirnya kita ketemu lagi. Dari tadi aku cari kamu dimana-mana tapi gak ketemu juga ...” Sialann! Dalam hati Landra sudah mengumpat ketika mendengar suara yang begitu ia hindari, memasuki pendengarannya. Karena tak mau terjebak masalah dengan Ailyn si manusia caper itu, Landra mempercepat langkahnya supaya bisa menghindar. “LANDRA ... TUNGGUIN AKU!!!” Landra kini sudah berlari melewati koridor yang masih ramai dengan murid-murid sekolahnya. Tak jarang dia juga beberapa kali menabrak murid yang mengobrol di koridor sekolah. Intinya Landra tidak peduli karena sampai detik ini, gadis bermuka menor itu masih saja mengikutinya. Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Landra sudah bisa melihat keberadaan gadisnya berdiri dengan para sahabatnya. Saat itu juga Landra mengeluarkan tenaga ekstra supaya bisa menghampiri Jesslyn. Sayangnya karena terlalu bersemangat mengejar apa yang dia mau, Landra tidak fokus memperhatikan jalan sehingga menabrak seseorang yang posisinya tidak jauh dari Jesslyn. Brak! Suara benturan yang lumayan keras membuat atensi anak-anak STONE dan murid-murid yang berlalu lalang teralihkan. Mereka melotot saat melihat Alandra guling-guling dengan gadis yang biasa dipanggil cupu tersebut. “SAKIT!!!!” Agnes berteriak kencang karena tangannya yang sedikit meleset harus tergencet badan Landra. “LO KENAPA HALANGIN JALAN GUE!!!” balas Landra sesekali meringis saat merasakan sikunya sobek. “Kan ka—aduh!!” Agnes tidak jadi membalas lontaran Landra lantaran tangannya ngilu. Melihat kejadian itu, para anggota STONE berlomba-lomba membantu keduanya. Grace meletakkan laptopnya di atas jog motor kemudian berlari membantu Alun diikuti Celine dan Alun. Sementara Jesslyn, gadis itu memilih stuck di tempat karena tidak mungkin membantu salah satunya karena kedua orang itu sama-sama penting untuknya. “Lo gak bantuin Landra?” tanya Kenand yang posisinya berada di belakang Jesslyn. “Enggak ...” Jesslyn menggeleng tegas. “Mereka penting buat gue ... daripada gue pilih salah satu, mending gak keduanya.” Rio yang mendengar itu hanya tersenyum tipis. Beruntungnya dia di tempatkan dalam sebuah circle yang bisa mengerti kondisi. Ah ... Rio sangat bangga dengan STONE! “Jadi berangkat gak sih? Ngapain malah berantem?!” Celine yang sejak awal melihat pertikaian itu merasa jengah sendiri. Karena takut jika Celine kembali marah, akhirnya dengan sangat terpaksa Landra menghentikan semuanya. Meskipun tidak ikhlas, Landra tetap menyadari jika tujuannya saat ini adalah Aeros. *** Setelah sedikit perdebatan dari manusia bernama Landra dan Agnes, kini mereka semua yang berjumlah 50 orang dari Dems School melajukan motornya menuju markas Aeros. Tidak ada satupun dari mereka yang membawa senjata persiapan karena memang tujuan mereka bukanlah baku hantam. Anak STONE hanya ingin keadilan terlebih Celine yang hari itu menjadi korban. “KEN, LO UDAH BAWA SEMUA BARANGNYA KAN?” Leo yang tengah menggoncengkan Kenand berteriak cukup keras lantaran suara mesin saling bersahutan begitu berisik. “UDAH BANG ... AMAN ...” balas Kenand. Teriakkan mereka berdua membuat Ardo yang posisinya berada di belakang bersama dengan Celine penasaran. Terlebih Ardo berpikir jika telah terjadi sesuatu makanya sepasang anggota inti dan tangan kanan itu harus sahut-sahutan. Brum! “Ada apa? Apa terjadi sesuatu?” tanya Ardo setelah berhasil mensejajarkan motornya dengan milik Leo. ‘’Hah? Gak ada kok,” sahut Kenand mantap meskipun awalnya sempat bingung. Ardo tak menyahut lagi, sekarang ia menaikkan posisi gas motornya karena mengejar Landra yang berada di depan. “LAN BER—” Ucapan Ardo tak jadi diteruskan saat motor mereka semua mendadak berhenti. Di depan sana, Rio membombardir jalan dengan posisi motor berada tepat di tengah jalan. “Kurang lebih satu kilometer lagi kita sampai di markas Aeros, sesuai yang udah gue perintahkan, semua di posisinya masing-masing sama Ketua Squadran,” jelas Rio berbicara panjang, jika sedang dalam posisi urgent saja. Mendengar perintah dari ketua utama, para ketua Skuadran dari masing-masing grup segera membentang diikuti anak buah masing-masing. Untuk Skuadran A sampai C, mereka bergeser di bagian kiri karena akan menjaga sayap markas, Skuadran D sampai H mereka berada di badan jalan karena akan berjaga di area sepanjang menuju markas, sementara sisanya dari Skuadran I sampai K mereka akan mengikuti pergerakan anggota inti STONE bersama tangan kanannya karena ada banyak Stoneji yang pastinya membutuhkan pertolongan. “SEMUANYA LANGSUNG FORMASI!” Masing-masing Skuadran segera memecah barisan setelah mendengar teriakkan dari Alandra. Brum ... Brum “KELUAR LO AEROS!” Kenand dan Leo berteriak terlebih dahulu karena strategi kali ini adalah rencana mereka berdua sebagai Stranemos. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN