Orang Tua yang Ngeyel

1830 Kata

POV Mahfud Perjalanan kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya membawa aku, bapak mertua dan adik ipar sampai di depan pagar rumah. Kami di sambut langsung oleh nyonya rumah. Ya, siapa lagi kalau bukan Ningsih, istriku. Teriakan histeris terdengar saat istriku dan juga adiknya saling memeluk rindu. Bahkan, dia lupa belum menyalami tangan suaminya yang sudah bersusah payah menjemput adik dan juga bapaknya. "Ah, dasar perempuan." Ucapku dalam hati namun wajahku tetap menampilkan senyuman manis. "Yuk masuk yuk. Kita ngobrol di dalam aja. Kamar kamu udah mbak siapin." Ucap istriku setelah dia melepas rindu dengan bapaknya juga. Dia memeluk adik dan bapaknya secara bergantian. Sedangkan aku? Hanya di lewati saja. "Yah, nasib." Ucapku dalam hati lagi sambil mengikuti langkah mereka bertiga men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN