3

1027 Kata
Rasa-rasanya Icin sudah terlatih untuk diabaikan semenjak mengenal baik bagaimana rasanya deg-degan menunggu balasan chat dari Ilham. Buktinya sudah lewat sebulanan ia tidak menerima chat lham yang jujur saja sangat ia rindukan tersebut. “Kapan ya, Ilham sadar kalo dia udah merajuk terlalu lama?” ucap Icin yang pundaknya sedang dipijit Bella. Hari ini the one and only SW (Shakka's wifey) kembali menghabiskan waktu bersama.  Sayangnya si Icin tidak dalam kondisi baik karena urat lehernya sakit gara-gara salah tidur.  Ada-ada saja si jomblo itu. “Tinggalin aja,  sepupu gue lebih berhak dapetin cewek cantik model lo,” ucap Unna. Masih ingat Unna bukan? Atau justru kamu sama sekali tidak tau soal SW? Semenjak SMA Bina Bangsa berdiri, hanya ada satu geng yang paling eksis yang di ketahui dari generasi ke generasi. Eswe (SW) namanya, singkatan dari Shakka’s Wifey yang beranggotakan: Belladiva Wicaksono; Ramanda Putri; Cyntia Zahrah; Sasikirana Arundati; Adista Indira; Aline Handoko; Dahayu Kalisa; Unna Emery Wilda; Quincy Maharani; Talita Heidi; Nadhifa Myesha; Viola Ramanda; Safira Tzilla Cemani; dan Wyne Amelia. Mereka adalah empat belas cewek yang selalu disangkut pautkan dengan Shakka Orlando Padmaja, cowok yang dari jaman terbentuknya SW dicap sebagai suami mereka bersama. Cowok yang juga adalah teman dekat Ilham yang sedang Icin keluhkan. Icin menoleh ke kiri,  pada Unna yang menawarkan orang yang sebenarnya jauh diatas Ilham.  Kali ini Icin menunjukkan wajah girangnya. Dalam hayalan Icin, ia sudah tau ingin melakukan apa saja jika sepupu Unna jadi cowoknya. Malam Rabu mereka akan nontom film. Malam Jumat mereka akan dinner,  malam Minggu ia akan menginap di rumah Unna agar bisa lebih lama berduaan dengan si sepupu ganteng milik Unna dan feed ** Icin pasti bakal penuh sama foto foto kebersamaan mereka dan- “Jangan percaya sama orang ga jelas macam Icin, ga tau aja kalian dia sudah menjalin hubungan pra-pacaran sama cowok yang dikenalin mantan pacar kesayangannya,” celetuk Quincy. Bella menarik pipi Icin kesal karena sejak tadi bersikap menyedihkan,  tidak taunya sudah ada calon pacar lagi.  Memang diantara mereka berempat belas Icinlah yang selalu punya calon pacar tiap tahunnya selama mereka berteman. Ya meskipun selalu berakhir pada fase calon pacar. “Lo yakin mantan lo ga ada rasa lagi, Cin?” giliran Aline yang kepo urusan Icin.  Dalam hati Icin berkomentar yaudah sih..  Mantan gue juga, gumam Icin membatin. “Kalo sampai Rega ada rasa sama gue dan ngajak kawin lari, elo Aline, elo yang gue kasih kuasa untuk nikah sama Ilham.  Tapi tentunya gue yang harus nikahin Ilham,” jelas Icin. Talita yang sejak tadi sibuk dengan hape hanya mencibir. Lagi-lagi Ilham, apapun yang mereka bincangkan selalu berakhir pada Ilham bentrand yang dimata Icin cocok sekali dijadikan kepala keluarga. Tiba-tiba Talita menoleh pada Wyne yang duduk tepat disebelahnya. Kenapa Wyne harus mengirimi chat disaat mereka duduk tepat bersisian?  Karena isi chat tersebut memang harus dirahasiakan.   Wyne: Gimana menurut lo reaksi Icin kalo gue yang dapetin Ilham?   Apa-apaan ini?  Wyne dan kegilaannya kembali bangkit. Tali langsung mengetikkan balasan.   Tali: Jangan macem macem Wyn, lo ga liat kali ini Icin serius suka sama cowok?  Selama ini dia ga pernah nunjukin seberapa ingin dia sama cowok.   “Justru karena ini pertama kalinya, gue mau ngajarin dia supaya prosesnya ga terlalu bertele-tele. Umur temen lo itu udah mentok cuma untuk jatuh cinta sambil nunggu balasan pesan hari-demi hari.  Yang elo sendiri tau kalo dunia maya ga akan pernah dia bawa ke hidup sehari-harinya.  Hidup Icin itu cuma tentang kita, mantannya dan kalo itu bener,  ada tambahan si cowok pra-pacaran Icin,” jawab Wyne menjaga agar hanya ia dan Tali saja yang dengar. “Siapa orang yang Rega kenalin sama lo, Cin?” “Bang Aksa?  Kenapa emang?” tanya Icin pada Wyne. Kaget saja..  Karena biasanya kalo Wyne sudah nanya-nanya, lebih parah dari pertanyaan sidang skripsi. Meskipun Icin belum pernah sidang kripsi hahahah. “Sudah ngajak lo keluar berapa kali?” tuhkan. Icin terdiam, kemudian menghitung menggunakan bantuan jari, “dua belas kali, tambah satu sama malam ini.” “Dan lo masih ngaku pengen jadian sama Ilham?” “Iyalah..  Ilham segalanya buat gue. Cuma ya sekarang gue seneng diajakin keluar bang Aksa.” Dahayu Kalisa menepuk jidatnya, tidak percaya dengan isi otak temannya. Apa-apaan itu? Kalau Icin itu Lisa, ia tidak akan mau dekat dengan orang lain saat yang ia suka hanyalah Ilham. “Sudah diapain aja sama bang Aksa?” tanya Wyne. Icin terdiam, menimang apakah ia harus jawab atau tidak. “Digenggam tangannya, dipeluk,  diacak-acak rambutnya, dan nyaris dicium pipi tapi temen kesayangan lo ngeles karena menurut dia pipinya cuma untuk Ilham aja,” bantu Queen. Oh ya, diantara tiga belas temannya ini, Icin memang selalu curhatnya sama Queen. Icin membelalak mengetahui betapa detailnya informasi yang Quincy berikan pada Wyne.  Sedangkan Wyne melotot dengan alasan berbeda. “Lo masih bisa mikirin Ilham disaat bang Aksa - bang Aksa sialan lo itu mau nyosor?” sekarang Icin dihardik. “Ya bisalah..  Orang bang Aksa majunya ragu-ragu. Lo ngomong biasa aja kan enak?  Lagian bang Aksa megang tangan gue karena pasar malam kemaren tuh rame, takut gue ilang. Gue dipeluk juga peluk yang biasa, yang kaya Rega kalo meluk. Yang kayak wasap brad gitu.” Pasar malam?  Teriak batin cewek-cewek cantik itu tidak terima. Tiga belas orang disana bernafas berat mengetahui seberapa payahnya teman mereka menghadapi laki-laki. Sebagai orang yang paling dekat dengan Icin,  Bella membantu teman yang lain untuk menempeleng kepala Icin sehingga cewek yang jangankan otaknya, urat lehernya juga salah itu terpekik kesakitan. “Bell.. antar temen lo pulang, sebelum gue yang antar dia,” ucap Nadhi kesal. Icin mengabaikan Nadhi dan menatap Viola, “Vio..  Lo dulu kan LDR juga, bagi tips dan tricknya dong” “Elo sama ilham ga LDR, Cin. Tapi long distance kepastian.  Pasti ga hubungan lo itu??  Baru minta tips sama gue.” “Kalian nentang banget ya gue sama Ilham?  Gue sukanya sama Ilham Bentrand asal kalian tau. Bukan jadiin dia alat buat dapetin Shakka,” ucap Icin kesal kemudian meninggalkan teman-temannya,  minta dijemput Rega.  Menyisakan tiga belas orang yang bungkam setelah nama Shakka terucap.  Memang ada sedikit kecurigaan kenapa Icin menjadi suka pada Ilham yang notabene teman baik lelaki yang mereka semua gilai.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN