Alita mendekatkan layar ponselnya di telinga. Beberapa kali ia coba menghubungi Nadine, tapi tak juga diangkat. “Kamu yakin mau diantar pulang ke rumah?” tanya Bisma yang duduk di balik kemudi. Jas hitam yang sedari tadi ia pakai untuk makan malam sudah Bisma lepas dan ia letakkan begitu saja di jok belakang. Kini hanya menyisakan kemeja polos berwarna putih lengan panjang yang ia gulung sebatas siku. “Yakin lah… memangnya aku harus pulang ke mana?” “Aku ngga larang lho kamu nginep di rumahku…” celetuk Bisma sambil melirik ke arah Alita. Tak seperti biasanya saat Bisma berbicara seperti itu, kali ini Alita justru tertawa seperti mendapat lelucon baru. Bisma pun ikut tertawa karena telah berhasil membuat putri es yang beku menjadi cair. Tawa mereka terhenti ketika Ponsel Alita berde