Tekad Demi Cinta

1084 Kata

Cukup lama Vano berdiri kaku di tempatnya, berupaya mengembalikan kesadarannya yang tiba-tiba lenyap setelah mendengar kata-kata Aleeza yang begitu menyakitkan hatinya. Sakit hati? Benarkah demikian? Vano menarik sebelah sudut bibirnya, yang benar saja. Itu tidak mungkin. “Mana mungkin aku sakit hati,” gumamnya pelan, nyaris tak bersuara. Kembali mengintip ke dalam, Vano mendapati Aleeza yang sedang menyusun piring dan berbagai alat makan yang sudah bersih, sedangkan Zenia tampak duduk santai memperhatikan. Melihat gadis itu, Vano kembali merasakan sesuatu yang beberapa detik lalu sempat ia sangkal. “Terserah, aku juga ngelakuin ini demi Mama,” berujar pada dirinya sendiri, Vano mengusap wajahnya pelan sebelum melangkah ke dalam ruangan itu dan menarik perhatian Aleeza dan Zenia. Kedua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN