Tersipu malu, Aleeza langsung mengalihkan pandangannya asalkan tidak bersitatap dengan Vano. Aleeza mengusap keningnya yang tidak gatal untuk mengurangi gelagat aneh yang mungkin membuat orang-orang di ruangan itu heran melihatnya. Ya Tuhan, ingin rasanya Aleeza tenggelam dari muka bumi ini. Berlebihan mungkin, tapi begitulah yang Aleeza rasakan saat ini. Perkataan Alaya yang terus memanggilnya ‘mama’ membuatnya tidak dapat menutupi wajahnya yang memerah. Astaga, efek panggilan itu sangat berpengaruh untuknya. “Vano, ajak Aleeza ke taman, gih?” Maida yang berperan besar dalam hubungan putranya dengan lembut menatap Aleeza setelah memberi perintah kepadaVano. “Iya, Ma.” Apalagi yang bisa Vano katakan? Ia tidak bisa menolak permintaan mamanya. Kembali menatap Aleeza, Vano berdehem pelan m