Aleeza berdehem. Wajahnya berseri dan senyumannya terasa sulit ditahan. Mengetahui Vano bukan milik gadis lain membuat suasana hatinya menjadi lebih baik. Ada rasa yang sangat melegakan yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata. Menatap ke arah Tante Maida lagi, Aleeza mengulum bibirnya. “Al liat mereka dekat, Tan. Jadi, Al pikir Zenia itu istrinya Vano,” ujarnya. “Enggak, Sayang. Jangankan menikah, pacaran aja Vano gak pernah. Dia itu anak yang tidak mudah bergaul dengan perempuan. Selama bertahun-tahun temen cewek dia ya cuma Zenia. Tapi, itu cuma teman gak lebih,” papar Maida, lagi. Dengan menekankan kata cuma teman, tidak lebih. Bagaimanapun, ia harus meyakinkan gadis di hadapannya ini agar tidak salah paham lagi. “Begitu ya, Tan.” Aleeza mengangguk-angguk pelan dan mengambil pi