46. Terlambat

1019 Kata

"Dek! Malah bengong. Orang lagi ngajak ngomong juga," protes Damar. "Bengong apa? Ini aku lagi makan, Kak," kilah Wira lalu menghabiskan sisa donat yang sempat ia gigit tadi. "Makannya bisa kali ditunda dulu. Ini aku mau ngomong serius." Damar menjauhkan makan dari sang adik. "Lagian ini aku beli buat Dion." "Apanya yang mau diomongin?" tanya Wira. "Soal hasil tes DNA antara Dion dan perempuan yang pernah ngaku sebagai ibunya Dion itu." "Oh ... tes DNA yang itu, aku pikir yang lain," sahur Wira. "Jadi, tes DNA itu asli." "Lalu?" "Kamu kan bilang kalau sample DNA orang tua Dion itu dikasih sama dia. Itu berarti, perempuan itu kenal sama orangtua Dion karena dia ngasih sample yang identik," terang Damar. Wita diam mendengarkan. Ia pun sempat terpikir akan hal itu. "Kalau kamu eman

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN