Bukan Salahku.

1105 Kata

“Lastri!” panggil Saman dengan mengendap-endap agar tidak ketahuan Pak Sinder. “Mas, kamu ini apa-apaan!” kesal Lastri berucap. “Kamu harus tepati janjimu untuk memberikan janinmu kepada Keblak. Mbah Raib sudah menunggu. Jika tidak nyawa kita sebagai gantinya.” “Kenapa harus anakku, Mas. Bukankah seharusnya anakmu Sekar yang akan kamu serahkan pada Keblak.” Lastri yang sedang hamil empat bulan harus melompat ke luar jendela untuk menghindari suaminya. “Hati-hati Lastri!” “Mas, bukankah seharusnya Sekar yang harus kita tumbalkan. Kamu sendiri yang bilang bahwa yang lahir terlebih dahulu akan diambil oleh Keblak.” “Sekar anak yang istimewa, Keblak tidak mau darah Sekar,” jelas Saman. “Karena kamu sekarang mengandung anakku, kita harus merelakannya! Ini demi kebaikan kita berdua.”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN