Tidak berselang lama semenjak kepergian Sekar, Raka merasakan keanehan di sekitarnya. Pintu tiba-tiba terbanting dan tertutup sangat keras. Darah segar mengalir dari setiap penjuru ruangan. Napas Raka tersengal, matanya menangkap pergerakan yang sangat cepat di hadapannya. Bisikan-bisikan disertai dengungan memenuhi pendengaran Raka. “Aaarggghh!” teriaknya berusaha untuk menghilangkan bisikan tanpa sumber ini. “Diam! Diam kalian!” perintah Raka, tetapi suara asing itu seakan mengelilinginya. “Da-darah ....” Bisikan pelan terdengar di telinga Raka. Seketika, dirinya terperanjat. “Siapa kamu?!” tanya Raka. Darah kental mengalir hingga membentuk suatu wujud yang mengerikan. Bau anyir darah membuat Raka berusaha untuk menahan sesuatu yang akan keluar dari mulutnya. Raka hendak melarikan