Dua Puluh Sembilan*

1579 Kata

Gustave membawa berkas milik Merlian ke kantor, dia menyerahkan pada Ino sang sekretaris yang berdiri hormat padanya. Ino menerima berkas itu dengan kening berkernyit. “Tolong bagikan ke para direksi beserta sekretarisnya, bilang diminta langsung oleh saya, isi dan kembalikan paling lambat besok,” ujar Gustave. “Ini apa, Pak?” tanya Ino. “Kuesioner untuk penelitian, dan katakan pada mereka untuk menjawabnya jujur. Jangan lupa membubuhkan paraf di ujung kanan bawah, saya tidak akan membaca kuesionernya karena yang saya butuhkan adalah hasil penelitiannya,” ucap Gustave. Ino hanya mengangguk, membiarkan Gustave meninggalkan tempatnya. Dia membaca profil singkat di kuesioner itu, keningnya lagi-lagi berkernyit membaca nama Merlian. Sebegitu pentingkah mahasiswi itu sehingga Gustave tu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN