Merlian tidak tahu sebelumnya, bahwa naik pesawat membuat jantungnya berpacu dengan sangat cepat. Dia tidak takut ketinggian, dia hanya belum terbiasa. Tiba di Bali, hari sudah sangat sore, dia dan Gustave segera menuju hotel tempat acara akan dilangsungkan. Gustave mendapat satu kamar khusus yang dipesan untuknya. Sementara seorang penata rias sudah menunggu Merlian di lobbi. Setelah membereskan barang bawaan, penata rias yang merupakan pria kemayu itu masuk ke kamar dan mulai menata alat-alatnya. Dia memiliki seorang asisten perempuan. Acara resepsi dimulai dua jam lagi, cukup waktu untuk merias Merlian. Gustave menemui sanak keluarga di lobbi hotel, berbincang singkat selagi menunggu Merlian dirias. “Wajah kamu unik, manis,” tutur penata rias tersebut. Matanya mengerling genit