Dua Belas

1638 Kata

Beberapa jam sebelumnya. Merlian menikmati sarapan di rumah keluarga mertuanya. Wajahnya tampak murung meski makanannya sangat enak. Kemarin dia hanya makan satu kali, itu pun memesan mie instan di warnet. “Kenapa, kok murung?” tanya Nike. Merlian mengangkat wajahnya dan menggeleng. “Sedang pusing mikirin skripsi.” “Kenapa skripsinya?” tanya Adi. “Harus revisi Om, eh maksudnya Pa.” Merlian meralat panggilannya, “perusahaan tempat aku meneliti ternyata bangkrut, jadi harus neliti ulang di perusahaan lain dan aku enggak tahu harus ke mana?” “Lho suami kamu kan punya perusahaan, kok bingung? Memangnya judulnya apa?” tanya Adi. Merlian bahkan lupa bahwa dia menikahi seorang pemilik perusahaan. “Analisis pengaruh gaya kepemimpinan, Om,” tutur Merlian. “Nah pas itu, sekalian untu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN