Delusi Sejak mendapatkan ultimatum pada hari pertamanya bekerja, Dinni kini memilih banyak diam untuk menghindari masalah. Dia fokus pada pekerjaannya dan hanya berbicara dengan Reyhan seperlunya saja. Tetapi, diam-diam Dinni mulai mencari tahu tentang kondisi perusahaan itu melalui kolega kerjanya. “Proyek iklan dari Kementerian?” Dinni mengernyit seraya menyeruput cangkir tehnya. Karyawan berkacamata itu mengangguk cepat. “Iya. Kalau kita berhasil mendapatkan proyek itu, maka perusahaan ini akan terselamatkan.” “Jadi bisa dibilang itu adalah proyek hidup-mati untuk perusahaan ini?” tanya Dinni. Lelaki dengan name tag bertuliskan Teddy itu menghela napas panjang. “Padahal Pak Reyhan sudah berjuang mati-matian demi perusahaan ini, namun sayang ada-ada saja kendala dan hambatan yang m