My Ice Boss – 42

1712 Kata

Dinni segera bergegas turun dari taksi setelah sampai di kediamannya Reyhan. Dia mengempaskan pintu taksi itu dengan tergesa-gesa dan langsung berlari. “Ongkosnya belum dibayar, Non!” hardik sang sopir. Langkah kaki Dinni terhenti. Dia menepuk keningnya sendiri, lalu kembali berbalik dan membayar ongkos itu dengan cepat-cepat. “Maaf ya, Pak.” Dinni pun melanjutkan langkahnya kembali. Dia masih berpakaian olahraga lengkap dengan sepatunya. Di tangan kanannya terlihat sebuah kantong yang berisi obat penurun panas yang tadi dia sempatkan untuk membelinya di apotik. Selain itu Dinni juga membeli satu porsi bubur ayam untuk sarapan Reyhan. Dia pun segera berlari menaiki anak tangga menuju kamar milik Reyhan. Setiba di depan pintu itu, Dinni mengatur napasnya sejenak, merapikan ikatan rambut

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN