Aku terus menghubungi suamiku, tetapi nomornya tidak tersambung. Ini sudah jam sebelas malam, mataku juga sudah sangat mengantuk. Aku putuskan tidur saja dan berharap, besok pagi-pagi sekali pembantu yang aku minta dari temanku, bisa datang dan menyelesaikan kekacauan di rumahku akibat ulah ipar. Jam empat kurang sepuluh menit aku bangun karena kelaparan. Sejak hamil, aku memang sering kali bangun sebelum subuh hanya untuk ngemil biskuit, roti, atau minum s**u. Perut ini rasanya sangat keroncongan. Ibu mertuaku ada di dapur sedang merebus air. Ada sayuran untuk membuat sup sayuran dan juga ada beberapa butir baso sapi di atas meja. "Pagi, Ma," sapaku datar. "Pagi." Ibu mertuaku sama sekali tidak menoleh. "Ma, hari ini akan ada pembantu yang nemenin saya di rumah. Mama jadi jangan