"Apa laporan yang saya minta sudah dikerjakan?" aku mengangkat wajah yang sejak tadi aku sembunyikan di meja. Dengan kedua lengan sebagai bantalan. "Baru pengantar saja, Pak. Saya masih pusing." Pak Batara tersenyum tipis. "Hamil muda memang seperti itu. Kalau berat, lebih baik kamu resign saja sampai bayi kamu lahir." Aku tentu saja menggelengkan kepala. "Kalau nggak kerja, saya malah bisa stres beneran. Di kantor saya punya banyak teman berbagi cerita dan juga banyak pekerjaan yang menyita pikiran saya." Pak Barata tersenyum tipis, tetapi aku paham maksud senyuman itu pasti mengandung arti. "Ibu hamil justru gak boleh stres dan terlalu sibuk. Usahakan kamu bisa menyelesaikan tugas, pelan-pelan gak papa, asalkan tetap produktif. Kalau ke kantor cuma tidur, apa kata karyawan yang l