Negeri yang Subur

546 Kata
“Ini sudah masuk wilayah kecamatan Ikan Bolu?” “Belum, masih didepan lagi?” “Rumah kamu dimana?” “Masih jauh lagi, saya bagian timur. Kalau disini bagian ikan Bolu. Pusatnya”. “Kalau di tempat kamu”. Dalam satu kecamatan terdapat banyak wilayah, ada bagian perkebunana jagung, ada juga perkebunan palawija dan padi, ada juga daerah empang-empang. Karena wilayah bagian timur adalah wilayah perkebunan. Belum lagi jika kita bertetangga dengan kecamatan sebelah, tentu saja membuat kita lebih dekat dengan kecamatan sebelah. “Ditempatku ada yang punya padi, ada yang punya empang, ada yang punya palawija, ada semua kayaknya”. Negeri yang makmur. Negeri yang memiliki segalanya. Memiliki hasil panen yang melimpah bisa disedekahkan. Kalau tidak pelit. Kalau pelit. Ini akan menjadi boomerang. Sebagai pemilik negeri ini, yang menurut UUD 1945 akan merayakan ulang tahunya, bahasa formalnya, dirgahayu kemerdekaan Indonesia ke 76. Tentu kita akan mengenang masa masa dulu,masa-masa sebelum merdeka. Mengapa mereka para penjajah datang? Hobinya menjajah mungkin, padahal sebagai pemilik sah negeri ini, apakah kita memiliki hobi untuk menjajah. Menurut catatan sejarah kerajaan berupa epos. Kita tidak memiliki hobi menjajah. Seharusnya kita tidak dijajah dong. Apa yang mereka pikirkan, atau mereka tidak memikirkan apa-apa. Alhamdulillah, mereka sudah minta maaf dan melakukan kunjungan dan diterima oleh negeri ini. Semoga tidak minta maaf saja. Adalah bentuk lain dari sekedar mohon maaf secara lisan. Lama juga mereka melakukan hal-hal kurang manusiawi. Mereka adalah keluarga, keluarga besar kerajaan yang sampai sekarang masih eksist. Kok bisa? Sedangkan, kerajaan kita sudah ludes, tinggal sisa-sisa sejarah. Itupun kalau dituliskan dengan baik dan benar. Kalau tidak, jadi dongeng dan legenda dan karangan, dan tidak tahu apalagi namanya, mungkin  bisa jadi pra-sejarah. Kalau menurut saya ya, sejarah itu penting. Catatan catatan itu penting. Bisa digunakan atau diwariskan kepad anak cucu. Jadi dari catatan itu mereka bisa belajar. Dulu dinegeri kita terjadi seperti ini, sekarang seperti ini dengan demikian mereka para generasi bisa memetakan kehidupan. Membuat rencana pembangunan yang lebih strategis. Membuat keputusan yang lebih matang dan bermutu. Bayangkan kita tidak tahu apa-apa. Kita buat keputusan jadinya trial dan error. Mengerikan.itu akan memperlambat pembangunan. Memperlambat kemajuan. Memperlambat semuanya. Seperti saat ini, semua seperti berantakan. Pemimpin saat ini maunya JDHDN. Pemimpin masa lalu maunya JKDS SS. Pemimpin masa depan maunya SJHFJJD. Membingungkan, sebagai rakyat biasa, rakyat jela(N)ta(H) diharuskan untuk patuh. Iya putuh, kalau masih mau tinggal di bumi ini. Maksud saya, kalau sudah memasuki periode selanjutnya, marilah dikerjakan apa-apa yang sudah menjadi cita-cita para pendahulu, para pejuang sukarelawan yang sudah berkorban darah (ngeri). Buatlah keputusan untuk Negara, untuk rakyat, untuk orang-orang yang masih mau tinggal di bumi yang indah ini. Setiap manusia ada baik dan buruknya, yang baik ditingkatkan, yang buruk dirubah sedikit demi sedikit. Ditinggalkan, cari yang bagus saja. memang sulit menjadi seorang pemimpin negeri ini. Banyak tekanan, dari atas, dari bawah, dari samping kanan, dari samping kiri, dari depan , dari belankang. Itulah sejatinya menjadi pemimpin. Semoga kita tetap terlindungi dari hal-hal yang tidak baik,dari hal yang merusak, dari hal yang membuat kita sulit tidur. Lagu-lagu nasional, lagu-lagu kemerdekaan, lagu-lagu jaman dulu. Lagu-lagu cinta tanah air, lagu-lagu hiburan yang menunjukan rasa bangga terhadap kehidupan memang baik untuk didengarkan menuju dirgahayu kemerdekaan Indonesia. Warisan-warisan negri kita diingat-ingat, tetap dijaga, tetap dilestarikan, tetap digunakan yang baik, yag jahat jangan digunakan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN