DEVON 12 - Kemarahan Darco

1019 Kata
"Kau pasti bohong kan, Dev? Katakan sekali lagi padaku jika apa yang baru kau sampaikan tidak benar ! " dengan penuh emosi Darco mencoba mencerna kembali tentang apa yang baru saja Devi sampaikan. Pendengaran nya sedang tidak bermasalah dan Darco yakin jika Devi hanya main - main saja dengan ucapan nya barusan. " Apa yang saya katakan itu benar adanya, Om. Saya dan Pak Devon akan segera menikah." kembali Devi mengulangi apa yang tadi ia sampaikan pada Darco. "Tapi mana mungkin?" Darco tetap tak bisa mempercaainya. "Apanya yang tidak mungkin, Om?" "Bukankah kau sendiri yang mengatakan padaku, jika Devon telah menjalin hubungan dengan seorang teman lelaki nya ?" "Itu kan hanya tebakanku saja, Om." "Dan kenapa sekarang kau mengatakan akan menikah dengan anak itu? Kau dipaksa olehnya?" Tanya Darco dengan penuh penekanan. Devi menggeleng. "Tidak sama sekali, Om. Aku secara sadar menerima pinangan Pak Devon. " " Bagaimana mungkin ! Aku tak akan mempercayainya. Ini hanya permainan Devon. Aku yakin itu." "Kenapa Om berbicara seperti itu? Seharusnya o*******g karena anak Om Darco satu-satunya akan menikah." "Tapi tidak denganmu, Dev ! " "Kenapa bisa begitu? Aku single, Pak Devon juga single. Tidak ada yang salah bukan jika kita berdua menikah. Lagipula usiaku juga usia Pak Devon sudah layak untuk menikah." "Kumohon, Dev ! Jangan lakukan itu." pinta Darco dengan sedikit memohon pada Devi. "Memang kenapa, Om ?" "Aku tidak rela kau menikah dengan Devon." "Lantas? Tidak mungkin juga kan jika aku menikah dengan Om. Secara Om Darco juga sudah ada istri." "Devi ! dengarkan aku. Berapa kali harus kukatakan padamu jika aku akan tetap menjagamu___" Darco belum sempat menyelesaikan ucapan nya kala Devi sudah menyelanya. "Sampai aku menemukan seseorang yang akan menjagaku dengan sebaik - baiknya. Itu kan maksud Om Darco ?" Darco mengatupkan mulutnya. Memang benar apa yang Devi ucapkan. Darco pernah berkata pada Devi, jika ia akan menjaga Devi sampai Devi menemukan seorang lelaki yang akan menggantikan tugas Darco dalam menjaga Devi. Jujur, Darco sangat menyayangi Devi seperti ia menyayangi anak perempuan nya sendiri. "Om, dengarkan aku ! Pak Devon adalah putra anda. Dan aku yakin jika Pak Devon pasti akan menjagaku dengan baik. Tolong ... percaya padaku, Om. Berikan restu untuk ku menikah dengan Pak Devon." Jika Devi sudah memelas seperti ini sanggupkah Darco menolak keinginan Devi. Tapi Darco tidak mungkin bisa merestui Devi menikah dengan Devon. Jika dengan lelaki lain, mungkin saja Darco akan memikirkan nya kembali. Tapi ini adalah Devon. " Dev ... jangan memaksaku. Dan biarkan aku memikirkan nya lagi." "Lagi pula tante Diana juga sudah merestuiku." celetuk Devi tiba-tiba membuat Darco terkesiap. "Apa?" kali ini Darco benar-benar terkejut mendengarnya. Diana. Bagaimana mungkin Devi bisa mendapat restu dari Diana ? "Semalam aku bertemu dengan tante Diana." "Apa?" karena terlalu sering nya terkejut, bisa jadi jantung Darco akan copot saat ini juga. "Om Darco ini kenapa? Sejak tadi tampak terkejut begitu." protes Devi. "Bagaimana aku tidak terkejut jika kamu selalu mengatakan hal yang diluar nalarku." "Om Darco. Kenapa Om ini tega sekali selalu menyakiti hati tante Diana. Padahal tante Diana sangat baik sekali." "Kau baru bertemu dengan nya sekali. Bagaimana mungkin bisa menilai begitu saja jika Diana adalah orang baik." "Om, aku tak hanya asal bicara. Memang benar hanya satu kali aku bertemu dengan nya. Tapi aku bisa merasakan kasih sayang yang cukup besar tante Diana pada Pak Devon dan juga pada Anda." Darco terdiam. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan Devon sehingga berhasil meracuni Devi sejauh ini. Selama ini bahkan Darco tak pernah sedikitpun membiarkan Devi berbaik hati pada Devon apalagi Diana. Dan tujuan Darco sebenarnya hanya ingin menyakiti Diana juga Devon semakin dalam lagi. Tapi kenyataan yang ada justru berbalik. "Om ... Jujur aku merasa sangat bersalah pada tante Diana. Selama ini aku telah banyak menyakiti hati perempuan sebaik tante Diana." "Apa yang kau katakan itu, Dev ! " " Seperti malam ini. Seharusnya Om Darco menghabiskan waktu bersama anak dan istri Om. Bukan justru menemaniku seperti ini." "Sudah pintar rupanya kau sekarang, huh?" Darco mendesis tidak suka. Memang benar apa yang Devi katakan. Seharusnya Darco menghabiskan lebih banyak waktu untuk keluarganya. Tapi yang justru Darco lakukan, sepulang bekerja lelaki itu lebih senang menemani Devi, mengajak Devi bersenang - senang, makan enak di restaurant, membelanjakan Devi aneka barang atau justru bertamu ke kontrakan Devi seperti sekarang ini yang sedang Darco lakukan. Mengobrol bersama Devi di rumah kontrakan perempuan itu. "Maafkan aku, Om. Bukan aku bermaksud tak tahu berterima kasih pada Om. Hanya saja, setelah aku mengenal keluarga Om terutama tante Diana, pintu hatiku seolah terbuka. Jika mereka berdua layak mendapat kebahagiaan dari Om Darco." "Jangan banyak bicara lagi kau, Dev ! Belum menjadi istri Devon saja kau sudah banyak mengguruiku. Tau apa kau tentang aku dan keluargaku?" Darco bangkit berdiri dari duduk nya. Sekali lagi menatap tajam wajah Devi. "Dengar, Dev! Jangan pernah kau menikah dengan Devon. Aku tak akan pernah merestuinya sampai kapanpun." Setelah mengatakan itu, Darco pergi begitu saja . Meninggalkan Devi dengan sejuta tanya. Apa yang menjadikan Darco begitu terlihat sangat membenci Devon dan tante Diana. Devi tak habis pikir dengan semua ini. Sepertinya Devi akan mencari tahu mengenai kerumitan keluarga Devon. Hubungan Devon dan Darco saja sudah seperti kucing dan anjing yang dimanapun pasti akan ribut. Devi sangat tahu akan hal itu. Karena cukup sering Devi melihat dengan mata kepalanya sendiri. Selain itu, Darco acapkali juga bercerita banyak hal kepadanya. Terutama jika Darco sedang bermasalah dengan Devon. Maka tak segan-segan Darco akan menceritakan semua unek-unek nya kepada Devi. Karena dari yang Darco katakan, lelaki itu tak akan bisa bercerita atau berkeluh kesah pada Diana. Ujung-ujungnya Diana tetap akan membela Devon dan meminta pada Darco untuk mengalah. Huft.... Devi semakin pusing jika begini. Di satu sisi ia tak akan mungkin terus menerus berhubungan dengan Darco tanpa sepengetahuan Diana. Tapi di sisi lain, Devi juga mengharapkan sebuah status dimana bisa ia dapatkan dari Devon. Meski Devi ragu, apakah ia hanya membutuhkan status saja. Dan uang tentunya. Tidak lebih dari itu. Cinta misalnya... Ah, Devi menggelengkan kepalanya. Untuk apa juga dia berpikir sejauh itu. Yang terpenting sekarang adalah dia harus mendapatkan restu dari Darco. Bagi Devi, Darco itu juga tak ubahnya seperti pengganti ayahnya. Karena selama menjalin hubungan Dengan Darco, Devi merasa nyaman. Dan Devi tak akan mungkin menyakiti hati Darco dengan adanya pernikahan yang akan ia lakukan bersama Devon. Devi ingin agar Darco benar benar ikhlas membiarkan nya menikah dengan Devon. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN