Merenung

1066 Kata

Setelah panggilan telepon sudah berakhir, Fredrinn meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Kembali menyandarkan punggung pada meja kebesarannya itu, pandangan matanya kembali menatap lurus ke depan, tetapi kali ini dengan pandangan yang lebih sedikit melemah dan lembut, tidak tajam seperti sebelumnya. Mulai merenungkan semua, bagaimana putrinya itu berubah sejak kematian ibunya. Semuanya terasa begitu sangat cepat sekali, pria paruh baya itu bahkan seakan tidak menyadari perubahan yang luar biasa dari anaknya itu. Benar-benar di luar kendali dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan olehnya. Padahal dulu, selalu berharap kalau keluarganya bisa bahagia setiap waktunya. Gadis yang dulu selalu begitu sangat bersemangat dan ceria, bahkan selalu membuat suasana menjadi lebih hidup dan be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN