Luke kembali sibuk dengan pekerjaannya setelah Clara pergi dari hadapannya. Sempat terpaku dengan pandangan indah dari tubuh gadis itu, saat menatapnya dari belakang. Namun, seketika pria itu mengenyahkan semua pikiran kotornya itu dan kembali fokus dengan apa yang harus dikerjakan olehnya.
“Bodoh! Apa yang sedang kau pikirkan, Luke? Kau tergoda dengan tubuh indah gadis urakan itu? Bagaimana mungkin, bisa,” gumamnya samar, tangannya membenarkan kembali posisi kacamata yang tidak pas di tempatnya.
Beberapa waktu berlalu, Clars kembali melangkah dengan santai, kaki jenjangnya yang mulus melangkah ringan tanpa beban menuju ke arah meja Luke, pria yang masih sibuk dan fokus dengan pekerjaan tanpa menyadari kalau gadis itu kembali.
Kaki jenjangnya begitu sangat mulus, membuat siapa saja yang melihatnya akan meneguk saliva dengan susah payah. Karena begitu sangat indah untuk di pandangan dan pikiran buruk mulai menari-nari di dalam kepala mereka. Membayangkan banyak hal-hal kotor jika bermain di atas ranjang bersama dengan gadis itu, akan dimanjakan bukan hanya oleh kaki jenjangnya tapi seluruh tubuhnya.
“Pria cupu!” pekik Clara tepat ditelinganya.
Luke terlonjak kaget karena ulah gadis itu. “Apa tidak bisa kalau memanggil bukan dengan cara mengejutkan seperti itu, Clara ….”
Luke menengok ke samping, membuat wajah mereka berdua begitu sangat dekat tanpa celah. Pria itu dapat melihat dengan jelas, keindahan yang ada di depan matanya. Bukan hanya wajah tetapi juga manik mata indah, tak lepas dari pandangan. Hatinya berdebar tidak karuan, rasanya ingin segera lari dari hadapan gadis urakan itu. Tapi, kaki terasa lemas dan enggan untuk beranjak dari sana.
“Hei, kau kenapa? Terpesona melihatku?” bisik Clara, bibir tipisnya itu bahkan hampir saja bisa bersentuhan dengan bibir milik Luke. Aroma tubuhnya yang manis dan menggairahkan menguar hingga ke cuping hidung pria itu.
Luke merasa semakin terpana dan terjebak di dalamnya. Bukan hanya aroma tubuhnya saja yang begitu menggairahkan tetapi juga nafas yang keluar dari bibir gadis itu, mampu membuat pria itu berfantasi sendiri.
“Luke, hei!” sentak Clara semakin memajukan wajahnya dan sekarang benar-benar tanpa celana.
Tiba-tiba, gadis itu menyeringai, seakan paham dengan apa yang ada di dalam pikiran pria itu. Telunjuknya langsung mendorong pelan kening pria itu sampai membuatnya sadar dan langsung gelagapan.
“A-ada apa?” tanya Luke dengan suara yang menahan sesuatu.
“Ada apa … ada apa … kau yang ada apa! Melihatku datang, hanya diam dan menatap tanpa kata!” sungut Clara.
“Aku tahu … aku ini cantik! Tapi, jangan terpesona sampai segitunya juga dong!” selorohnya sambil memainkan rambut indahnya itu.
“Mau apa kau ke sini? Aku sedang sibuk!” jawab Luke kembali fokus pada dokumen yang ada di meja, tak ingin berlama-lama beradu pandang dengan gadis itu, karena takut nantinya akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Berusaha fokus tapi padahal sama sekali tidak bisa.
“Heih? Mau apa? Aku datang ke sini ya untuk membantu, Luke! Kamu ini ya, bisa-bisanya ngaco!”
“Nih, dokumennya! Ini yang kamu anggap sulit dan susah untuk dikerjakan, bukan?” Clara mengibas-ngibaskan lembaran dokumen yang ada di tangannya itu tepat di depan wajah Luke.
“Aku sudah memeriksakan semuanya dengan detail pada bagian yang ini. Dan, menurutku … kita masih bisa menyelesaikannya dengan cara yang sederhana, Luke,” terang Clara menjelaskan pada pria yang dianggap cupu olehnya itu.
“Begini, kita bisa menyederhanakan prosesnya dengan cara yang seperti ini, Luke,” tambahnya, menunjukkan catatan yang sudah dibuat olehnya sebelum menemui pria itu.
Luke menerima catatan milik gadis itu dan mulai membacanya dengan seksama. Perlahan namun pasti dan begitu sangat detail sekali isinya. Mengangkat kepalanya dan menatap Clara dengan sangat lekat.
“Ada apa? Ada yang salah? Atau ada yang tidak kamu mengerti?”
“Ini … ini bagaimana bisa?” Clara mengerutkan keningnya, bingung dengan pertanyaan dari pria itu. “Bagaimana bisa, kamu menemukan solusi seperti ini? Ini … ini begitu sangat luar biasa sekali, Clara!”
Clara menyeringai dan langsung tertawa kecil. “Aku suka sekali yang namanya tantangan, Luke. Jadi, hal yang seperti ini tidak begitu sulit untuk dikerjakan. Selain itu, aku juga punya setidaknya sedikit banyak pengalaman di bidang ini.”
Luke mengangguk-anggukkan kepalanya, merasa kagum pada sosok yang saat ini ada di hadapannya itu. Pandangannya pada Clara yang berpikir bahwa tidak akan bisa diandalkan, ternyata benar-benar bisa diandalkan.
“Kamu benar-benar membantu sekali, Clara. Aku masih tidak menyangka kalau kamu ternyata bisa diandalkan juga. Terima kasih, ya.”
Clara mengangkat bahunya acuh, “Ini adalah hal yang mudah. Tidak masalah sama sekali, sudah sepatutnya saling membantu, karena kita adalah tim. Iya kan?”
*
Awalnya, Luke memang selalu merasa ragu dengan kemampuan yang dimiliki oleh gadis itu. Sikap urakannya itu selalu membuatnya berpikir, bahwa Clara tidak akan pernah bisa membantu banyak dalam hal ini. Namun ternyata, seiring dengan berjalannya waktu, semua pandangan buruknya tentang gadis urakan itu, mulai berubah.
Ternyata, gadis yang dianggap urakan dan tidak bisa diandalkan, memiliki kecerdasan dan juga keterampilan yang sangat luar biasa sekali. Setiap kali, Luke mengalami kesulitan dalam proyek bersama itu, Clara selalu hadir dan memberikan solusi cerdas juga praktis. Gadis itu selalu banyak sekali solusi masuk akal dan mudah dipahami.
Sikapnya yang begitu sangat santai, acuh dan tidak terlalu peduli dengan hal sekitar, sama sekali tidak mengurangi kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang rumit itu.
Mereka berdua saat ini, tengah bekerja bersama di ruangan. Saling membantu untuk menyelesaikan dokumen-dokumen yang harus siap dalam waktu dekat.
“Aku akui, kamu memang sangat cerdas sekali, Clara!” puji Luke begitu sangat bangga pada gadis itu.
“Kau, benar-benar bisa mengubah cara pandangku terhadapmu dan semua tentangmu.”
“Sejak awal, aku pikir dan merasa yakin kalau kamu tidak akan pernah bisa serius dengan pekerjaan yang sedang kita kerjakan ini. Tapi, ternyata kamu sungguh sangat luar biasa! Memberikan banyak ide-ide sederhana namun mampu menyelesaikan kesulitan di dalamnya.”
Clara tersenyum lebar saat mendapatkan pujian yang hebat dari pria itu. Selama ini, tidak ada satupun yang pernah memujinya, tapi kali ini sungguh sangat berbeda sekali. Luke memberikan pujian yang luar biasa, bahkan secara terang-terangan merasa kagum dengan cara kerja gadis urakan itu.
“Ya, karena penampilan bisa menipu siapa saja, bukan? Segala sesuatu itu, memang tidak seharusnya dinilai dari bagaimana caranya orang tersebut berpenampilan. Tapi, dilihat dari bagaimana caranya menyelesaikan setiap masalah yang ada dan datang menghampiri.”
“Aku memang terlihat lebih santai dari yang lain, bahkan gayaku ini begitu sangat menonjol dan dianggap urakan. Tapi, apapun itu jika menyangkut dengan pekerjaan, aku akan bersikap profesional dan selalu serius dengan apa yang kulakukan.”
“Tidak seperti yang lain, berpenampilan baik tapi saat mengerjakan suatu pekerjaan justru terkesan menyepelekan dan hanya bisa haha hihi saja. Tanpa, melakukan gebrakan apapun itu.”
“Iya, kau benar. Dan, aku adalah salah satu orang yang memandang dan menilai orang lain dari cara berpenampilan. Tapi, semuanya itu dipatahkan olehmu, Clara.”
“Kamu … memang terkesan seperti gadis urakan tapi ternyata mataku terbuka, kamu bisa diandalkan! Aku bisa melihat semua ini dengan jelas, dan terima kasih karena sudah membantu.”
“Aku juga senang bisa membantumu, Luke. Setidaknya, aku bisa melihat kau lega daripada terus pusing karena memikirkan proyek besar ini,” sindir Clara terkekeh, pria itu hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Tapi, tidak masalah. Kita bisa sama-sama belajar dan aku juga belajar banyak sekali darimu, Luke.”
“Jadi, sekarang kita bisa menjadi partner dalam proyek besar ini, bukan?” Clara menaik-turunkan alisnya dengan gaya yang menyebalkan tapi begitu menggemaskan bagi Luke yang baru saja mengenal gadis itu.