Terpikat dengan kecerdasan

1266 Kata
“Tidak, Mr. Fredrinn. Jika anda mengatakan bahwa semua ini adalah pengaruh kuat dariku, itu tidak benar,” elaknya karena tidak mau dianggap berjasa. “Semua ini murni karena memang Clara merasa bertanggung jawab dengan semua ini. Aku sendiri, tidak merasa sebagai pengaruh besar untuknya. Jadi, murni karena tanggung jawab darinya.” Mr. Fredrinn terkekeh, begitu sangat geli sekali dengan tingkah pria muda di hadapannya itu yang begitu sangat polos. Entah benar-benar polos atau memang bodoh, sepertinya beda tipis. “Luke … Luke … kamu itu terlalu polos!” “Maksudnya, Mr?” “Sudah pasti ini semua ada andil kamu di dalamnya. Aku sendiri, sampai saat ini belum pernah melihat gadis itu begitu sangat tanggung jawab dengan pekerjaannya. Tapi, ketika diberikan tanggung jawab proyek ini bersama denganmu, lihatlah … Clara begitu senang hati membantu tanpa harus dipaksa,” jelas Mr. Fredrinn. “Gadis itu selalu tidak peduli dengan apapun, apalagi masalah pekerjaan. Jadi, kenapa aku mengatakan bahwa kamu memiliki pengaruh besar terhadapnya, ya karena memang berhasil membuatnya memiliki tanggung jawab,” sambungnya lagi. “Kuharap, gadis itu benar-benar sudah berubah menjadi lebih baik. Setidaknya, bisa bertanggung jawab untuk dirinya sendiri.” “Aku yakin sekali, Clara pasti bisa bertanggung jawab untuk dirinya sendiri tanpa nanyain dariku, Mr. Fredrinn. Jadi, semua yang anda katakan itu, kurasa terlalu … berlebihan.” “Baiklah … baiklah! Tersebut bagaimana kamu menanggapinya, tapi terima kasih karena secara tidak langsung sudah mengajarkan tanggung jawab padanya.” “Mungkin, Clara tergerak untuk membantu karena aku yang terlalu bodoh saat menyelesaikan dokumen sulit, Mr. Fredrinn. Jadi, merasa kasihan terhadapku,” kekeh Luke, memang jika mereka berdua sudah bersatu untuk membicarakan pekerjaan, baik pria muda atau pria tua itu akan bersikap tenang dan tidak terlalu tegang untuk membahasnya. “Apapun itu, aku bangga!” tegas Mr. Fredrinn penuh penekanan, serta senyuman terbaik untuk pria muda itu. “Tapi, aku ingin bertanya satu hal padamu, Luke.” “Silahkan, Mr. Fredrinn. Aku akan menjawab jika memang masih bisa dijawab,” kata Luke penuh keyakinan. “Aku akan bertanya sedikit di luar konteks pekerjaan. Jadi, bagaimana menurutmu? Apa yang bisa membuat Clara berubah menjadi seperti ini? Di luar pengaruh darimu, atau rasa kasihan atau apapun itu,” kata Mr. Fredrinn bertanya serius, menatapnya lekat. Luke sedikit merasa gelagapan saat ditanya seperti itu oleh Mr. Fredrinn, pasalnya ini adalah pertanyaan yang sebenarnya sangat sulit dijawab karena memang tidak mengetahui apa penyebab utama gadis itu bisa berubah seperti itu. Pria itu terdiam sejenak, nampaknya berpikir untuk memberikan jawaban yang setidaknya masuk akal dan bisa diterima oleh bosnya itu. Sebab, bos tampannya itu adalah orang yang kritis. Jangan sampai, salah menjawab dan akan membuatnya susah sendiri. “Luke, kenapa kau diam saja? Kau tidak punya jawaban atas pertanyaan yang aku berikan?” tebak Mr. Fredrinn membuat pria muda itu nyengir, menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. “Aku … sebenarnya bingung harus menjawab apa. Tapi, jawaban ini adalah menurut versi aku, sesuai dengan apa yang aku lihat ya, Mr. Fredrinn.” “Ya, apa itu? Katakan saja!” “Aku merasa … selama ini mungkin selalu diremehkan dan juga tidak dianggap. Jadi, saat ini adalah sebuah kesempatan besar untuknya, Mr. Fredrinn.” “Gadis itu seakan ingin membuktikan bahwa dia juga bisa diandalkan, Mr. Fredrinn. Kesempatan yang kecil memang, tapi berhasil menunjukkan hal yang begitu sangat besar sekali.” “Dan, caranya untuk tidak lagi diremehkan, ketika diberikan sebuah tanggung jawab besar secara nyata, maka dia menunjukkan bahwa bisa dipercaya dan bekerjasama dengan tim untuk menyelesaikan semuanya.” “Belajar dari sebuah masa lalu dan memberikan yang terbaik menurut versi dirinya sendiri, untuk masa depan, agar tidak diremehkan lagi seperti sebelumnya.” Mr. Fredrinn masih tetap menatapnya sambil mengangguk-anggukkan kepala, cukup masuk akal juga semua jawaban yang dijelaskan oleh Luke. Dan, selalu saja membuat pria tua itu terpukau karena memiliki jawaban atas segala macam pertanyaan, walaupun itu menurut versinya sendiri. “Hm … jawaban dari kamu, memang masuk akal,” kata Mr. Fredrinn sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dan, ini adalah pelajaran yang paling sangat sederhana sekaligus berharga juga bagi kita semua.” “Jangan pernah menilai seseorang hanya dari penampilannya saja. Karena, seseorang yang menurut kita buruk, belum tentu buruk dan seseorang yang menurut kita baik, belum tentu baik. Iya kan?” “Betul sekali, Mr.” “Dan, dari Clara kita bisa belajar banyak hal. Penampilan tidak bisa membuat kita menilai orang lain itu buruk. Aku sendiri, merasa sedikit malu karena menilai gadis itu tidak bisa benar dalam bekerja,” kekeh Mr. Fredrinn. “Ya semoga saja, Clara bisa semakin terus berkembang menjadi lebih baik, jika kita terus memberikannya kesempatan seperti sekarang ini.” “Aku sangat setuju sekali, Mr. Ya setidaknya, aku juga belajar banyak hal dari Clara. Apalagi, caranya yang benar-benar sederhana dalam menyelesaikan masalah di dalam dokumen,” jawab Luke. “Aku sendiri, merasa kagum dengannya karena ternyata gadis itu memiliki cara berpikir yang cepat, kreatif dan juga bisa melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Mencari penyelesaian yang paling sederhana, sedangkan aku selalu mendapatkan penyelesaian yang sulit. Memang sungguh berbeda sekali gadis itu,” ungkapnya begitu sangat kagum sekali dengan sosok Clara yang sepertinya berhasil mulai mengobrak-abrik ketenangan hati Luke. Mr. Fredrinn tersenyum misterius, rupanya ada juga orang lain yang kagum dengan gadis itu. Caranya yang sederhana mampu membuat pria yang gila kerja itu, seakan-akan mampu menilai sosok seorang gadis yang baru saja ditemui olehnya. Padahal, biasanya dan yang diketahui oleh pria tua itu, Luke seakan terlihat tidak tertarik dengan apapun terkecuali pekerjaan. Tapi, kali ini justru sangat berbeda, benar-benar secara terang-terangan mendeskripsikan Clara dengan yang ada di dalam pikiran dan juga hatinya. “Baiklah, Luke. Aku begitu sangat puas dengan kerjasama kalina yang luar biasa ini. Teruskan pekerjaan kalian, sampai proyek ini benar-benar selesai. Dan, tetap pastikan Clara untuk terlibat dalam segala hal dari pengerjaan proyek ini.” “Aku ingin melihat lebih banyak lagi, hasil dari kerjasama kalian yang sangat fantastis ini.” Luke tersenyum puas, karena pujian dari Mr. Fredrinn masih tetap sama dan belum ada yang berubah. Merasa yakin, kalau dia dan Clara bisa menyelesaikan semuanya sampai proyek ini berjalan. “Tentu saja, Mr. Fredrinn. Aku akan pastikan yang terbaik untuk proyek ini dan tetap membimbing Clara agar selalu terlibat dalam proyek besar ini.” “Terima kasih, karena kalian sudah menyelesaikan dokumen ini. Kalian, telah melakukan pekerjaan dengan sangat cepat dan luar biasa. Aku begitu merasa sangat bangga sekali pada kalian berdua.” “Terima kasih, Mr. Fredrinn. Aku pribadi, akan terus berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam perusahaan ini.” Luke pamit undur diri dan keluar dari dalam ruangan tersebut, setelah dipersilahkan. Senyumnya merekah dan merasa lega, karena sudah bisa melangkah ke dokumen selanjutnya. Itu artinya, pekerjaannya akan cepat selesai. Dan, semua ini juga berkat bantuan dari Clara. Clara? Mengingat nama gadis itu, membuatnya banyak berpikir keras. Merasa semakin penasaran dengan hubungan antara Mr. Fredrinn dan gadis itu, karena pria tua itu seakan begitu tahu betul tentangnya. Dan, merasa tidak percaya pada Luke yang bicara jujur, tapi setelahnya merasa yakin karena ketegasan dari pria muda itu yang juga penuh keyakinan. “Sebenarnya … ada hubungan apa antara Mr. Fredrinn dan Clara? Kenapa pria tua itu begitu sangat tahu dan paham tentang perangai gadis urakan itu?” Luke bertanya-tanya di dalam hatinya, sambil terus melangkah menuju ke ruangannya dan tanpa sadar sudah berada di ruangannya lalu duduk di atas kursinya. “Aku penasaran tapi rasanya sangat lancang sekali jika memang mencari tahu tentang mereka ….” Luke bergumam samar, hanya terdengar olehnya sendiri. “Ah sudahlah, biarkan saja. Aku tidak boleh terlalu ikut campur dengan hubungan mereka.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN