Gadis berkerudung itu duduk memeluk lutut dengan mata mengerjap sayu. Bibirnya menghela nafas panjang berusaha melepaskan rasa sesaknya sedari tadi. Suara deburan ombak di hadapannya menemani kesendiriannya yang kini duduk melamun di tepi pantai dengan motor besar Firza di sampingnya yang masih terparkir di sana. Sejujurnya, Syaqila tidak terlalu menyukai suasana laut. Di samping karena dulu ia pernah hampir mati tenggelam di sana. Juga dikarenakan suasana laut terlihat mencekam baginya. Apalagi saat duduk di tepinya dengan memandangi laut yang terbentang luas di hadapannya membuat ia ngeri sendiri. Ombak besar di hadapannya seakan-akan menghantamnya kuat, menyeretnya ke dasar laut dan terjebak di dalam sana. Sesak. Itulah yang ia rasakan saat pertama kali duduk tadi. Seumur-umur Syaqil