Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Kita belum selesai sayang!" Bisikan yang mematikan, membuat Sekar mematung di dalam dekapan itu. Oh, ayolah. Ishak itu seorang lelaki dingin dengan sikapnya yang sangat tegas dan menyebalkan. Tiba tiba dia bersikap manis dan gombal seperti itu. Tentu saja Sekar belum menyiapkan semua penolakannya. Dan lagi, tenaga mereka yang memang jauh berbeda. Mana mungkin Sekar bisa melepaskan dirinya. Jadi yang Sekar lakukan saat ini hanyalah membisu seraya mendengarkan lelaki itu berbicara dengan orang yang ada di balik telpon sana. "Baiklah, terima kasih!" rupanya Ishak mengakhiri pembicaraannya. Lalu meletakan ponsel itu dengan posisi tangan kanannya yang masih mendekap si janda muda jelita itu. "Baiklah, Sekar. Saya memang sedang ingin bicara serius sama kamu. Tenta--" "Pak, eh--" Sekar me