"Sepertinya kita harus bicara secara pribadi!" "Aku akan membuat desaign yang baru untuk pihak santoso. Bapak jangan khawatir." Sekar tahu ini tidak mudah. Tapi ia harus melakukannya. Ishak terdiam dengan masih menatap karyawannya itu lekat. "Saya tahu kamu mampu." Tidak bertemu dengan perempuan jelita itu selama dua hari, entah kenapa emosinya jadi sangat buruk. Lalu ditambah dengan desaign yang bocor. Sehingga Ishak tidak bisa mengendalikan dirinya. Dan baru saja ia telah menyakitinya dengan sangat buruk. "Kalau tidak ada yang mau dibahas lagi. Saya permisi!" Ah, hampir saja tangan Ishak mengusap pipi itu. Namun Sekar malah pergi meninggalkan dirinya. Tidak bisakah Sekar berada di ruangannya untuk beberapa saat sampai emosinya mereda. "Sekar!" Ishak berhasil meraih tangannya. "Iria