Terlalu banyak masalah, membuat Sekar terlihat lelah dengan wajahnya yang pucat. "Kamu baik baik aja kan?" Rea bertanya. "Duh, aku enggak bakalan kuat kalau jadi kamu." Rea duduk di kursinya Zidan. "Aku baik baik aja ko. " jawab Sekar letih. "Kenapa kamu enggak diem aja dulu di rumah. Biar bisa istirahat dulu." "Aku enggak mau di rumah terus. Itu ngebuktiin kalau aku memang salah. Aku enggak suka itu." Rea mengusap bahu nya pelan. "Aku dan Zidan bakal terus bantuin kamu, ko. Kamu percaya ya sama kami." Sekar mengangguk pelan. Sangat bersyukur karena keduanya mau menghibur dan mempercayai dirinya. Sore hari setelah pulang kerja. Sekar tidak lantas pulang ke rumahnya. Ia pergi ke Mal untuk menghilangkan penat. Menatap orang orang yang berlalu lalang, dengan sesekali menghela napas dal