"Apakah di mata kamu saya seperti itu?" pertanyaan Ishak hanya ditanggapi dengan sebuah keterdiaman. Jujur Sekar sudah sangat lelah sekali. Ia harus membuat desain baru ketika guncangan yang menyerang mentalnya akhir akhir ini begitu berat. "Aku udah enggak tahan lagi." perempuan itu menunduk dengan suara lirih. "Aku mau berhenti aja!" Ishak mematung, dengan kedua mata yang tentu saja tidak lepas dari perempuan itu. Dia tidak menjawab. Namun segera meraih tubuh itu dan di dekapnya erat. Seperti ada sebuah dorongan kuat, semua rasa yang berat dan menyakitkan itu keluar di sana. Di d**a bidang yang belum pernah siapapun menjamahnya. Sekar menangis di sana. "Semuanya akan baik baik saja!" Ishak mengusap pundaknya dengan sangat lembut. Sementara itu, di tempat lain, Adrian marah besar. Ia