9

1600 Kata
"Anjir serius Lo Daf? Lo ga lagi bohong kan?" tanya Kenzo pada Dafa. "Ya serius lah gua, ngapain juga gua bohong sama Lo coba. Orang baru aja dia chat gua kok." jawab Dafa membuat dua temannya yang lain bingung sebenarnya ada apa dengan Kenzo dan Dafa karena mereka sibuk sendiri. "Eh ada apa sih kok pada ribut banget Lo berdua." ujar Tio ke mereka. "Ya gimana gua ga ribut, Nabila mau kemari woy." ujar Kenzo itu. "Hah? Seriusan Lo? Masa sih? Ga percaya gua, Lo berdua mau ngibulin gua sama Tio nih ya?" tanya Zafran pada Kenzo dan Dafa, tapi mereka berdua menggelengkan kepala dengan kompak karena memang tidak bohong juga. Sebenarnya mereka berdua juga tidak percaya tapi mau bagaimana lagi ini semua nyata adanya karena chat itu pun juga nyata dikirim oleh Nabila langsung. Jadi mereka harus percaya. Dafa juga memperlihatkan chat itu ke Tio dan Zafran agar mereka berdua percaya bahwa ia sama sekali tak bohong. "Anjir beneran dong gila. Mereka bakalan gabung ke table kita kan Daf? Lo ga bakalan bikin table baru kan?" tanya Zafran kepada Dafa tersebut. "Iya iya, lagian juga Nabila mau gabung sama kita kok. Santai aja Lo pada mah." ujar Dafa dan mereka mengangguk dengan penuh rasa semangat. Sekarang Nabila sudah masuk ke dalam Club bersama dengan dua temannya, mereka pun langsung mencari keberadaan Dafa. Saat sudah ketemu dimana Dafa berada, kini mereka langsung mendekati Dafa juga. "Hai Daf, ga nyangka ternyata lo juga disini. Oh ya btw kenalin ini temen gua namanya Raras sama Hasna." ujar Nabila memperkenalkan mereka "Oh hai, hehehe iya gua disini. Salam kenal ya Raras dan Hasna. Gua juga mau ngenalin temen gua nih, ada Kenzo, Zafran sama Tio. Ga papa kan kalo kita gabung Nab?" tanya Dafa dan Nabila tentu saja mengangguk saat ini. "Of course dong, malah gua seneng tambah ramai kan hehehe." ujar Nabila, mereka mengangguk dan kini mereka sudah menikmati alunan musik disko malam itu. Seperti biasa Nabila minum tapi tidak sampai mabuk juga. Mulai malam itu Nabila benar-benar dikabarkan dekat dengan Dafa. Bahkan Dafa sudah mengantar jemput Nabila, menggantikan Naka yang sebelumnya menjadi pacar Nabila. Namun tetap saja hubungan Nabila dengan Dafa tidak berlangsung lama karena memang Nabila mudah sekali bosan jadinya ia sekarang sudah benar-benar sendiri lagi, tapi ia juga tidak tahu apakah ia akan dekat lagi dengan seseorang nantinya, ia masih bingung. Nabila sudah beberapa waktu ini sering pergi sendirian ke Caffe hanya untuk menenangkan dirinya saja. Ia hanya merasa bahwa selama ini ia tidak bahagia karena ia tidak pernah benar-benar mencintai dari hari pacar-pacarnya yang dahulu atau cowok-cowok yang pernah dekat dengannya. Jika dipikir-pikir lagi dirinya bahkan tidak pernah benar-benar sayang ke mereka. Apa yang ia tampilkan itu hanya sayang kepada teman atau kakak saja, pokoknya ia belum pernah merasakan ada cowok yang bisa masuk ke hatinya. Tempat dihatinya ini belum ada yang berhasil memasukinya dan tinggal disana. Masih kosong dari dulu bahkan hingga sekarang tak ada yang mengisi. Sampai sekarang Nabila pulang sekolah pergi ke Caffe yang berada di dekat SMA Pembangunan. Sebenarnya dulu ia pernah kesini tapi saat itu ia bersama dengan Raras dan Hasna, jika sekarang ia kesana sendiri saja. Sebenarnya Nabila kali ini pergi kesana karena ia lapar dan di luar hujan juga. Jadi saat tadi ia melewati Caffe ini ia langsung memarkirkan mobil lalu masuk. Di depannya sudah ada makanan dan minuman yang tadi ia pesan, ia pun kini sedang memakan makanannya itu. Sementara itu, Ragil yang akan pulang sekolah terpaksa harus meneduh karena ia menggunakan moto hari ini. Ia melihat-lihat sekitar dan ia menemukan Caffe yang sering ia buat untuk nongkrong. Ia pun datang kesana dan sekarang ini ia sudah masuk ke dalam. Ia langsung memesan makanan dan minuman, tapi ia melihat semua bangku telah terisi. Ia pun sekarang bingung ingin duduk dimana, ia tak mungkin keluar lagi karena ia juga sudah memesan. Sekarang ia melihat sekitar lagi. Memang karena di luar hujan jadi banyak yang pergi ke Caffe ini untuk makan dan meneduh seperti yang terjadi sekarang ini. Ia melihat ada yang duduk sendirian, ia pun akhirnya menemukan tempat untuk makan kali ini. Ia berjalan ke arah meja yang hanya dihuni oleh satu orang, ia pikir dirinya bisa untuk bergabung dengan perempuan itu karena lagi pula siapa yang bisa menolak pesonanya? Bukannya mau sok-sokan tapi selama ini memang belum ada cewek yang teegangu jika dirinya bergabung dengan mereka. "Hallo, sorry gua boleh join sama Lo disini karena meja lainnya udah penuh." ujar Ragil kepada perempuan itu dan perempuan itu mengangguk. "Sure." jawab perempuan yang ternyata adalah Nabila, Nabila tentu tak menolak lelaki di depannya ini karena lelaki ini sangat tampan dan tipenya. Boleh juga ini cowok, siapa ya dia kira-kira. Kalo dari seragamnya sih anak SMA Pembangunan, tapi gua belum pernah lihat dia sama sekali sih. Gua harus tahu pokoknya siapa dia, lagi pula kita juga udah makan satu meja gini jadi pastinya bakalan kenalan juga. Batin Nabila menatap cowok itu. "Thanks ya udah bolehin gua join sama Lo. Btw gua Ragil." ujar Ragil. "Ragil? Ah iya, kenalin gua Nabila." ujar Nabila memperkenalkan diri. Jadi ini cowok yang sering dimaksud sama Hasna dan Raras ya? Pantes sih karena cowok ini beneran ganteng. Hasna sama Raras pasti marah-marah nih kalo gua cerita gua ketemu dan makan satu meja sama Ragil. Batin Nabila. "Nabila? Ah okay. Salam kenal Nabila." ujar Ragil membuat Nabila mengangguk dan sekarang ini Ragil tengah mendapatkan makanannya juga. Jadi ini ya yang suka dimaksud sama yang lainnya? Pantes mereka pada tergila-gila karena emang cantik sih tapi Ratu Ghosting. Batin Ragil tersebut. Mereka berdua tampak makan bersama sekarang dan sebenarnya sedari tadi banyak yang menatap kaget ke arah Nabila dan Ragil. Mereka berdua bak pasangan yang membuat iri semua orang sekarang ini. Namun entah lah mereka sendiri juga bingung karena ini pertama kalinya bagi mereka meliha Ragil dan Nabila berada di meja yang sama dan hanya berdua saja. "Btw Lo anak Tanubrata ya?" tanya Ragil memulai pembicaraan mereka. "Ah iya gua anak Tanubrata, why?" tanya Nabila kepada Ragil dengan excited karena akhirnya Ragil mengajaknya untuk berbicara juga sekarang. "Ga papa gua mau mastiin aja. Lo kenapa sendirian aja?" tanya Ragil. "Iya tadi di jalan hujan dan tiba-tiba aja gua laper jadinya ya gua cari Caffe terdekat. Dan ternyata ini yang terdekat dari gua. Jadi ya gua mampir lah. Kalo Lo sendiri?" tanya Nabila agar pembicaraan mereka nanti panjang. "Sama kayak Lo, bedanya gua naik motor jadi ya kalo kehujanan bener-bener basah semua." jawab Ragil dan Nabila mengangguk kepada Ragil. "Lo sering ke GOR Yagaska ya buat jogging?" tanya Ragil karena ia teringat bahwa beberapa waktu yang lalu teman-temannya menyebut bahwa Nabila ada disana meskipun saat itu ia sendiri tidak melihatnya secara jelas. "Iya kok Lo tahu? Ah Lo juga sering kesana ya?" tanya Nabila yang mana ia teringat saat ia pergi ke GOR tanpa Hasna dan Raras, mereka berdua mengatakan bahwa Ragil ini juga sedang ada disana. Ragil tampak mengangguk atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Nabila tersebut. "Yap, gua juga disana. Sempat ngelihat Lo sih." ujar Ragil kepada Nabila. "Ohh iya, tiap weekend ya Lo jogging disana?" tanya Nabila yang mana ia bertanya sebenarnya ia ingin mengajak Ragil untuk jogging bersama tapi ia gengsi, masa dirinya yang mengajak Ragil lebih dahulu. Harusnya Ragil lah. "Iya, kapan-kapan bareng aja." ujar Ragil dan inilah yang memang ditunggu oleh Nabila. Ia tampak tersenyum sembari mengangguk kepala. "Sure, boleh." ujar Nabila kepada Ragil dan Ragil mengangguk, kini Ragil melanjutkan makan membuat Nabila bingung kenapa Ragil sama sekali belum meminta kontaknya sama sekali, jika Ragil belum memberinya kontak lalu bagaimana mereka nanti akan saling berhubungan satu sama lainnya? "Tempat ini selalu ramai ya Ragil?" tanya Nabila lagi. Ragil mengangguk. "Iya, karena anak Pembangunan emang kebanyakan pulang sekolah pada kesini sih. Soalnya murah terus juga dekat sama sekolah." ujar Ragil. "Ah iya gua paham, bener sih. Lagian emang enak kok makanannya. Gua sempat beberapa kali juga kesini sama temen-temen gua dan emang murah terus juga enak. Di deket sekolah gua harganya ga bersahabat sama kantongnya pelajar hehehe." ujar Nabila meskipun ia juga masih bisa membeli. "Ah Caffe yang itu ya, iya sih itu emang agak mahal. Sering-sering aja datang kesini. Kali aja kita ketemu lagi kan?" tanya Ragil dan Nabila pun tersenyum, sudah seperti ini ia pun menanyakan tentang jogging lagi. "Lo bisanya jogging sampai sana jam berapa Ragil?" tanya Nabila. "Biasanya sih jam lima gua udah sampai terus pemanasan baru jak lima lebih sepuluh gua muter sih. Lo jam berapa? Biar besok gua tunggu Lo aja. Ah ya, belum ada kontak ya. Gua minta kontak Lo deh." ujar Ragil masih cool. Nabila pun juga berusaha untuk cool meskipun sekarang ini dirinya sudah senyum dan hatinya bersorak gembira. Akhirnya Ragil menanyakan kontaknya. "Oh okay, boleh pinjem handphone Lo?" tanya Nabila dan sekarang ia sudah menuliskan nomornya d handphone Ragil. Yes, akhirny Ragil minta kontak gua. Yak setelah ini gua bisa pdkt sama Ragil terus Ragil bakalan nembak gua dan jika itu terjadi pasti gua terima karena gua ngerasa ada yang beda aja dari Ragil. Rasanya Ragil itu punya hal yang ga lelaki lain punya dan itu bisa buat gua tertarik sama dia. Gua harap lo juga tertarik sama gua Ragil. Batin Nabila yang kini memberikan handphone Ragil kepada Ragil lagi. Setelah menyimpan Ragil meminta instagramnya Nabila dan mereka pun saling follow mulai saat itu. Mereka masih belum sadar bahwa sedari tadi i********: mereka banyak yang mentag karena banyak yang memfoto mereka berdua lalu di masukkan ke i********:. Banyak spekulasi yang ada karena mereka terlihat berdua saja di Caffe ini. Padahal pertemuan kali ini merupakan pertemuan pertama mereka dan mereka juga baru saja berkenalan lalu saling bertukar kontak.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN