16

2015 Kata
Nabila, Hasna dan Raras pun semakin heboh ketika mereka membahas tentang Rania. Jujur saja saat ini Raras dan Hasna jadi ikutan kesal juga. Bagiamana mereka tidak kesal jika temannya, Nabila diperlakukan seperti itu. Dia mau war apa sama mereka, jika ada war sudah dapat dipastikan bahwa mereka akan kalah karena basis Nabila lebih besar daripada mereka. "Sumpah sih, ngajak war itu mereka Nab. Ayo kita serang aja deh Nab. Ga bisa dibiarin tuh orang-orang yang kayak gitu Nab." ujar Hasna yang kini mengompori Nabila karena ia sangat ingin menjambak orang sekarang ini. "Bener nih Nab, ayo ajak war aja. Lagi pula kita ga mungkin kalah juga ini. Kita bakalan menang karena Lo Nabila." ujar Raras tampak bersemangat. "Ah tapi gua lagi-lagi malah mikirin deh sebenarnya dia ada hubungan apa sama Ragil sampai Ragil ngakuin Lo cuma temen aja di depan dia. Eh iya Nab, kita mau tanya juga dong pas Rania bilang kayak gitu ke Lo responnya Ragil kayak gimana?" tanya Hasna lagi yang penuh dengan rasa penasaran. "Ah Lo bikin overthingking aja sih. Lo mau tahu? Responnya Ragil cuma diem aja weh. Padahal tuh ya gua berharap banget kalo dia itu kayak bilang gimana gitu sama si Rania itu. Eh dia malah diam dan biarin gua dipermalukan gitu aja. Kan kalo kayak gitu siapa yang ga kesel coba kan?" ujar Nabila itu. "Wahh Lo harus hati-hati sih sama Rania itu Nab, kayak ya dia tuh juga suka sama Ragil deh. Tapi ya suka sama Ragil merupakan hal yang biasa sih. Tapi tetep aja dia ga seharusnya malu-maluin Lo kayak gitu kan." ujar Hasna lagi. Nabila mengangguk ia sangat kesal sampai tak sadar ia memukul-mukul boneka yang tadi diambilkan oleh Ragil untuknya. Saat Nabila melakukan itu Hasna dan Raras melihatnya dan jujur mereka baru melihat bonekanya. "Eh Lo beli boneka baru ya? Atau dapat darimana bonekanya?" tanya Raras dengan mata di dekatkan ke kamera untuk melihat jelas boneka itu. "Iya nih, gua baru kali ini ngelihat ada boneka macan putih di kamar Lo. Dapet darimana Lo Nab?" tanya Hasna membuat Nabila menatap Hasna. "Hasna, ini bukan boneka macan hei. Ini tuh harimau putih tahu. Kayak yang punyanya Alshad Lo tahu kan? Yang namanya Selen itu. Ya berhubung gua ga mampu buat beli aslinya dan ga bisa ngurus juga jadinya gua minta ini aja deh tadi." ujar Nabila membuat dua temannya berpikir, memangnya Nabila meminta boneka itu dari siapa karena Nabila belum bercerita apa-apa juga. Ini gua yang g****k apa Nabila yang belum cerita yak. Batin Raras. "Bentar deh Nab, Lo kayak ya belum cerita tentang boneka harimau Lo itu deh. Emangnya itu dari siapa? Lo minta sama siapa Weh?" tanya Raras. "Oh gua belum cerita ya? Hehehe ya sorry guys habisnya kan gua lupa. Jadi ini tuh boneka dari Ragil. Jadi tadi dia ngabisin hampir lima ratus ribu buat boneka dua ini. Kan gua sama Ragil tadi pergi ke Timezone. Nah kan biasa ya ada mesin capit boneka tuh, terus gua minta sama Ragil buat diambilin boneka harimau ini. Eh dia awalnya kan nyoba terus gabksa dan akhirnya tuh dapatin boneka ini. Gua bilang udah aja, gua juga udah seneng dapat ini karena boneka harimau agak susah." ujar Nabila bercerita. Ia pun kini berhenti sebentar karena sekarang ini dirinya ingin mengambil nafas dalam "Nah kan tadi gua bilang kalo ga usah aja karena susah. Tapi Ragil kan orangnya keras kepala jadi gua nunggu tuh dia sampai dapatin boneka harimau ini. Udah deh intinya mah gitu ya." ujar Nabila selesai menceritakan. "Duh susah ya Nab, kalo kayak gitu mah Ragil bener-bener so sweet. Tapi disisi lain tadi dia juga nyebelin. Kalo kayak gini kan jadinya bingung ya harus gimana. Tapi nih ya sumpah gua kalo jadi Lo sampai sekarang sih masih baper. Tapi ya wajar sih kalo lo jadi kesel karena Rania dan perlakuan Ragil ke Lo." ujar Hasna yang kini berpikir tentang banyak kemungkinan juga. "Nab, tapi jujur aja nih ya. Sebenarnya gua jadi bingung kenapa Ragil deketin Lo. Karena semua cowok yang dekat sama Lo ga sampai seminggu udah nembak Lo dan akhirnya kalian pacaran. Sementara sama Ragil kayak ga semudah itu loh. Kenapa ya Nab kira-kira? Intinya yang buat gua masih bingung kenapa kalo ga mau pacaran tapi Ragil masih deket-deket sama Lo. Bahkan orang lain ngiranya Lo berdua pacaran karena tingkah laku Lo berdua udah kayak orang pacaran yang sesungguhnya gitu pas loh." ujar Raras yang disetujui oleh Hasna. Jika ditanya seperti itu jujur Nabila tak bisa menjawab. "Duh gua juga ga bisa jawabnya. Lagi pula juga gua sebenarnya suka sama Ragil. Tapi ya masa gua harus duluan sih yang nembak. Ga mau lah gua, dikira nanti gua cewek apaan lagi nembak dia duluan. Kan ga mungkin orang kayak gua nembak cowok duluan." ujar Nabila dan dua temannya setuju.m dengan itu. "Setuju sih Nab, tapi ya kalo lama-lama cuma gini doang sih mending Lo nembak deh biar tahu sebenarnya hatinya gimana. Kalo dia ga suka ya udah tinggalin aja lah. Terus Lo cari yang baru." ujar Raras mudah sekali mengatakan hal seperti itu pada Nabila. Jika bisa seperti itu Nabila pun juga ingin seperti itu. Namun jujur saja ia tidak bisa melakukannya, sepertinya ia sudah jatuh cinta pada para Ragil dan ia juga tidak ingin lelaki yang lain lagi. Namun Nabila belum mengatakan kepada teman-temannya ini karena ia juga belum yakin dengan keinginan dari hatinya ini. Jika sudah yakin nanti baru ia akan mengatakannya kepada mereka. Sekarang ini tampak Nabila, Raras dan Hasna bercerita lagi sampai larut malam dan mereka bertiga setuju untuk mengakhiri ini semua karena mereka semua sudah sama-sama ngantuk. Setelah saling mengucapkan nice dream dan good night mereka pun mematikan panggilan video call tersebut. Sekarang Nabila sedang melihat handphonenya dan ternyata ada chat dari Ragil, tapi ia sedang malas. Jadinya chat dari Ragil itu sama sekali tidak Nabila tanggapi, Nabila baru teringat sepertinya malam ini Ragil jadi ikut balapan motor. Kenapa ia bisa menyimpulkan hal itu? Ia menyimpulkan hal itu karena ia baru saja mendapat chat bahwa Ragil mengajaknya ke arena balapan liar. Karena Nabila sedang malas jadinya ia tidak akan pergi kesana, ia juga tidak akan membalas chat ini. "Bodo lah, ga ngurus juga gua masih kesel. Kenapa dia ga minta Rania Rania itu aja deh yang datang. Kenapa harus minta gua." ujar Nabila tersebut. Sementara Ragil sekarang ini sudah sampai di arena balapan. Ia mencari keberadaan Nabila tapi sama sekali tak ada, ia pun juga melihat ke arah handphonenya untuk cek apakah Nabila sudah membaca dan membalas pesannya atau belum. Ternyata Nabila sudah membaca pesannya tapi ia belum membalasnya. Ragil berpikiran bahwa mungkin Nabila sedang ada di jalan menuju ke sini dan lupa membalas pesannya. Makanya ia sekarang pergi berkumpul dengan teman-temannya yang sudah datang disana juga. "Weh akhirnya Lo datang juga, gua pikir Lo ga jadi datang deh Gil. Kenapa tiba-tiba jadi datang Lo?" tanya Yesa kepada Ragil tersebut sekarang. "Ya gua lagi pingin aja sih, oh ya nanti kalo gua lagi balapan terus Nabila baru datang tolong pada jagain ya." ujar Ragil yang sangat yakin jika Nabila akan datang kesana. Ia terlalu percaya diri untuk hal tersebut, padahal ia tak tahu bahwa sekarang ini Nabila sudah siap-siap untuk tidur di kamarnya. "Wahhh Lo ngajak Nabila kesini bos? Mantap nih kalo gitu. Siap dah kita pasti jagain kok tenang aja. Pokoknya Lo mah fokus aja sama balapan dan jangan lupa menangin juga meski gua yakin Lo menang." ujar Ojak ke Ragil. Ragil mengangguk, ia sedang melihat motornya sekarang. Ia pun juga sebenarnya sembari melihat kanan dan kiri juga. Ia sedang mencari-cari apakah Nabila sudah datang atau belum tapi ternyata sampai sekarang ia juga masih belum melihat dimana keberadaan dari Nabila dimana pun juga. Lo datang kan Nab? Aneh aja ngelihat Lo ga datang karena Lo tadi semangat banget bilang ke gua kalo gua harus balapan. Batin Ragil tersebut. Sebelum memulai balapan Ragil mencoba menelfon Nabila lagi, panggilannya tersambung tapi sama sekali tidak diangkat oleh Nabila. Entah kemana perginya Nabila. Mungkin ia juga masih ada di jalan menuju kesini. Padahal Nabila sendiri sekarang sudah tertidur dengan cukup nyenyak, handphonenya juga sengaja ia mode hening karena ia tak mau terbangung gara-gara dering handphone ini. Ia yakin Ragil tak akan masalah jika ia tidak datang. Lagi pula juga sebelum-sebelumnya ia tak datang juga tak apa. "Nabila belum datang ya, inget pesen gua tadi ya." ujar Ragil ke teman-temannya yang sekarang mengangguk. Mereka pun sekarang melihat Ragil sudah memulai balapan itu. Ojak, Yesa dan Putra sendiri sekarang ini sedang menunggu Ragil sampai ke garis finish dan juga menunggu Nabila datang. Sebenarnya mereka sedikit tak yakin jika Nabila akan datang karena ini sudah hampir selesai juga balapannya dan Nabila belum kunjung datang. "Eh ini Nabila beneran kesini ga sih? Kalo iya kok belum datang sih. Wah jangan-jangan ada apa-apa lagi sama Nabila?" tanya Ojak kepada mereka. "Coba deh Lo telfon Raras atau Hasna aja deh. Kan biasanya Nabila pergi sama mereka tuh." ujar Yesa dan Ojak pun mengangguk. Benar juga kenapa dirinya tidak kepikiran tentang hal itu sedari tadi. Akhirnya sekarang ini ia pun menelfon Raras tapi tak tersambung, dan terakhir ia menelfon Hasna. Akhirnya telfon ini pun tersambung juga kepada Hasna dan kini ia berbicara. "Hallo Ojak Lo ngapain nelfon gua malem-malem gini wey. Gua ngantuk banget woy awas aja kalo ga penting ya." ujar Hasna kepada Ojak tersebut. "Hah? Bentar maksudnya Lo sekarang ada di rumah? Terus Lo lagi tidur atau gimana? Serius Lo? Masalahnya ini Nabila lagi otw ke tempat balapan loh. Kalo ga sama Lo dan Raras terus Nabila kesini sama siapa dong? Lo lagi ngibulin gua ya Has?" tanya Ojak membuat mata Hasna melek dengan sempurna. Ia tak salah dengar kan? Ia pun sekarang melihat handphonenya tidak ada sama sekali ajakan dari Nabila untuk pergi ke tempat balapan. "Lo ngaco kali ya, ga ada sama sekali chat atau telfon dari Nabila yang ngajak ke tempat balapan. Emangnya siapa yang bilang kalo Nabila mau kesana?" tanya Hasna kepada Ojak dengan sedikit kesal karena menganggu waktu tidurnya yang tadi padahal ia sudah nyenyak-nyenyaknya tidur juga. "Tadi Ragil bilang sama kita sebelum dia ikut balapan." ujar Ojak itu. Ya elah ini mereka belum tahu aja kalo ya kalo Nabila lagi sebel sama si Ragil. Ya udah lah ya gua diemin aja deh mereka ini. Batin Hasna sekarang. "Oh ya udah kalo gitu, tapi Nabila ga datang kayaknya. Tidur kali dia sekarang. Ya udah ya guys jangan telfon gua lagi, gua mau tidur." ujar Hasna yang langsung mematikan panggilan itu membuat Ojak jadi kebingungan. "Kenapa Kak? Nabila udah otw sama Merkea?" tanya Yesa membuat Ojak menggelengkan kepala. Ia masih mencerna hal tadi itu dan memikirkan apakah benar Nabila tidak kesini, lalu kenapa tadi Ragil mengatakan hal itu. "Kayaknya Nabila ga kesini deh karena Hasna sama Raras itu tidur. Gua tadi aja dimarahin sama Hasna karena udah bangunin dia. Kayak ya perlu tanya sama Ragil deh. Masih lama ga sih sampe finish?" tanya Ojak itu. "Ga lama lagi sih Jak, tunggu aja paling sebentar lagi. Nah itu dia pemenangnya." ujar Putra melihat Ragil seperti biasa selalu memenangkan pertandingan ini. Ragil langsung melihat kanan dan kiri karena sekarang ia sedang mencari dimana keberadaan dari Nabila. Namun ia tak menemukannya. Ia pun berjalan ke arah tiga temannya dan bertanya juga. "Nabila mana?" tanya Ragil membuat ketiga temannya menatap dirinya. "Lah justru kita yang mau tanya sama Lo. Lo beneran Nabila mau kesini? Dia dah konfirmasi ke Lo atau belum?" tanya Ojak kepada Ragil dan Ragil mengatakan bahwa sebenarnya Nabila belum membalas tapi ia sudah membacanya jadi Ragil pikir Nabila sedang otw tadi saat tidak membalas. "Ya elah kita kira Lo udah konfirmasi kalo dia mau datang. Nabila nya tidur kayak ya Gil. Gua habis kena semprot Hasna gara-gara bangunin dia tadi. Ga ada yang kesini Gil." ujar Ojak dan Ragil pun meskipun sedikit kecewa tapi tetap menganggukkan kepala. Ia juga mengucapkan terimakasih pada mereka. Kenapa ya Nabila, dia marah apa ke gua. Masa iya gara-gara tadi sebelum di Timezone sih. Masa marahnya lama gitu, apa emang cewek kalo marah lama ya? Terus gua harus apa biar Nabila ga lagi marah sama gua nanti? Batin Ragil yang tengah memikirkan kedepannya nanti ia harus gimana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN