Bab 11. Jenazah korban mutilasi

1635 Kata

“Tenang dulu, Bu. Jadi begini, tadi pagi kami menemukan mayat berjenis kelamin laki-laki di daerah perumahan jalan merpati nomor enam belas. Kami ....” “Ya Allah, anak saya bunuh orang?” Ibunya Oky menangis meraung-raung dan memotong perkataan Devano yang belum selesai berbicara. “Ih, Ya Allah. Nggak nyangka, kalau ongki sejahat itu,” sahut ibu-ibu yang lain. “Anak saya sekarang di mana, Pak? Anak saya memang nakal, tapi Ya Allah. Kenapa sampai dia seperti itu tingkah lakunya?” ujar Ibunya Oky lagi. “Sebentar ya, Ibu. Pihak kami belum selesai menjelaskan, mohon jangan dipotong terlebih dahulu. Mohon tenang, ya,” sahut Jesica. “Baik.” Mereka semua seketika terdiam. “Saya ulangi lagi, ya. Mohon di dengarkan dan jangan di potong kalau saya belum selesai, biar nggak terjadi salah paham.”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN