Langkah mereka perlahan menjauh. Air mata kembali berlinang membasahi pipi gadis cantik itu lagi. Dia memang benar untuk saat ini tak tersakiti, tetapi dia juga takut jika pelaku hanya mengulur waktu untuk kematiannya. "Kak Nando." Jesica bergumam dalam hati. Nando menoleh ke arah kamar yang terakhir ia ketuk. Entah kenapa, dia merasa enggan untuk meninggalkan kamar yang tak berpenghuni itu. "Kenapa, kak?" tanya Zein. "Kamar itu nggak ada penghuninya?" tanya Nando. "Aku kurang paham, kak. Kalau tak ada sahutan, ya bisa dipastikan nggak berpenghuni. Adnan dan Devano sendiri kan juga paham, kalau tempat ini sudah lama banyak tak berpenghuni. Entahlah, sampai kapan tenpat ini bertahan dan jangan sampai di tutup. Nggak tahu lagi, aku bakal tinggal di mana," ujar Zein memelas. Nando kemba