Sepanjang perjalanan, Airin hanya bisa menangis dengan kenyataan yang ada. Dia merasa lega sebab kakaknya di tangan yang tepat, ada kemungkinan sembuh dan tak ada korban lagi untuk selanjutnya. Di sisi lain, dia merasa khawatir sebab takut jika kakaknya sembuh, maka hukuman yang amat sangat ia takutkan akan terlaksana. Dia nggak pernah siap untuk kehilangan seluruh anggota keluarganya, termasuk Zein sebagai kakaknya itu. Bagaimana pun ke adaannya, Zein tetaplah orang yang berarti dalam hidupnya. Dia yang selama ini menjaganya, meski dengan sifat dan perilaku yang begitu buruk. “Airin.” Jesica yang duduk di bawahnya, merengkuh tubuh gadis yang saat ini bersedih. Dia tahu apa yang sedang dirasakan oleh gadis ini, tetapi tak ada pilihan lain sebab keadilan harus ditegakkan dengan baik. Di ma