Bab 34. Lelah

1956 Kata

Mereka pun kembali menuju kantor. Sesampainya di sana, mereka kembali masuk ke dalam ruangan. Mereka hnay bisa duduk dan berdiam diri. Suasana begitu hening karena tak ada satupun dari mereka ynag bersuara. Devano dan Jesica saling bertatapan mata. “Kenapa kita menjadi yang ketakutan, sih? Kita berempat, dia sendiri, loh. Sumpah, gue capek kalau terus-terusan seperti ini. Kalau kita ngga mencoba melawan gue rasa sampai kapan pun tak akan pernah menyelesaikannya.” Jesica yang memulai pembicaraan, tetapi itu pun dengan dia yang marah-marah. “Lalu, maksud kita harus pergi ke tempat penginapan kita yang sekarang meski orang itu mengikuti kita?” Riko terlihat ketus juga kala mengatakan itu. “Jes, dari segi gue nggak takut untuk mati, tapi yang gue takutin orang itu mencelakai orang yang ngg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN