Bab 20. Merasa Aneh

2157 Kata

Keesokan harinya, Devano yang terbiasa bangun pagi pun sudah bangun seperti biasanya. Dia meraih gelas yang berisikan air yang biasa disiapkan. Dia yang dari semalam nggak mandi, bergegas meraih handuk dan membersihkan badannya. Selepas itu, ia memilih untuk kembali duduk di depan jendela kamarnya. Dia melihat pemandangan pagi hari. Matahari yang baru muncul hendak menyapa dunia, tapi rasa harus masih melekat dalam hatinya. Hari yang harusnya ia gunakan untuk menghabiskan waktu menikmati liburan kerja, tapi otaknya tetap bekerja keras dengan hal yang ada. Dia meraih ponselnya, segera menghubungi Jesica. “Halo, Dev. Kenapa?” tanya Jesica dari seberang telepon. “Baru bangun?” tanya Devano. “Iya, nih. Kenapa?” “Bisa main ke ruma nggak? Nanti Riko sama Adnan biar gue telepon juga.” “Oh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN