Floria masuk kedalam kelas Daniel saat bel istrirahat berbunyi. Gadis itu sedikit heran dengan sikap Daniel sekarang, bahkan Daniel tidak menjemputnya tadi pagi, tidak pula menghampirinya ke kelasnya saat jam istirahat berbunyi seperti biasanya.
Dilihatnya Daniel sedang menelusupkan kepalanya kedalam tas. Entah tidur atau tidak.
Floria duduk disamping Daniel. Ia menyentuh bahu Daniel dan mengguncangkannya pelan namun tidak ada reaksi apapun dari Daniel.
"Daniel?!" panggil Floria.
Daniel diam.
"Daniel ih!"
Masih diam.
"Daniel?!" panggil Floria lagi sambil mengguncangkan bahu Daniel.
Kali ini Daniel menganggat kepalanya. Terlihat wajahnya sangat kusut, kantung matanya hitam, dan matanya memerah.
"Kamu kenapa?" tanya Floria.
"Gak papa." jawab Daniel singkat.
"Kamu sakit?" tanya Floria lagi.
Daniel menggeleng. "Kamu pergi ya? Aku lagi pengen sendiri."
Floria menggeleng. "Kamu sakit ya? Kita ke UKS aja yuk." ajak Floria yang terlihat khawatir dengan keadaan Daniel.
Daniel menghela nafasnya kasar. "Flo, please."
"Tapi Dan—"
"AKU BILANG KAMU PERGI YA PERGI!!" tanpa sadar Daniel membentak Floria.
Beberapa teman sekelas Daniel yang masih ada didalam kelas menoleh kaget. Mereka baru pertama kalinya melihat Daniel membentak Floria. Mereka tahu bahwa Daniel itu menyayangi Floria dan tidak akan mungkin membentak Floria. Bahkan mereka berpikir bahwa Floria adalah kelemahan Daniel.
Floria terlonjak kaget. Matanya berkaca-kaca dan hatinya sakit. Ini adalah kali pertamanya Daniel membentaknya selama mereka berpacaran. Floria menyeka sudut matanya yang mengeluarkan air mata. "Oke." ucapnya lalu ia pergi meninggalkan Daniel dengan hati yang amat sakit.
Floria berlari menuju ke kelasnya dengan air mata yang telah mengalir begitu saja. Ia tidak menyangka bahwa Daniel akan melakukan itu kepadanya.
Floria duduk di bangkunya dan langsung menutup wajahnya di atas lipatan tangannya meja. Gadis itu terisak pelan, hingga membuat Sani—sahabatnya yang sedang merapihkan kukunya menoleh dan langsung kaget saat mendengar isakan dari Floria.
Sani membawa bangkunya ke meja Floria, mengusap punggung Floria. "Lo kenapa nangis?" tanya Sani.
Floria menggeleng, isakannya sedikit mengencang.
"Lo kenapa, sih? Cerita sama gue. Ada apa?"
Floria mengangkat kepalanya, ia mengusap air matanya. "Daniel." ucapnya masih dalam terisak.
"Daniel? Kenapa Daniel?" tanya Sani bingung.
"Daniel marah sama gue, hikss.. Tadi dia bentak gue. Gue gak tau, hikss..salah gue apa." jelas Floria.
"Daniel bentak lo?" tanya Sani seakan tidak percaya.
Floria mengangguk. Untung suasana kelas sepi, hanya ada Arsy, Via, Daren yang berkunjung ke kelasnya, dan Bono si cupu yang sedang tidur di pojokan kelas.
"Ck, bener-bener ya si Daniel." Sani menggelengkan kepalanya. "Biar gue samperin dia." kata Sani sambil menggulungkan seragam lengannya ke atas, seakan bersiap untuk berantem.
Floria menahan tangan Sani. "Gak usah. Dia kayanya lagi ada masalah, wajahnya kusut banget."
"Harusnya kalo dia ada masalah, dia cerita sama lo, terbuka sama lo, bukannya malah marah-marah gak jelas sama lo." kata Sani yang sepertinya emosi jiwa.
Floria menggeleng. "Udah gak usah. Biar nanti gue ngomong aja sama dia pulang sekolah."
"Gue temenin!"
Floria menggeleng lagi. "Gak usah. Biar gue sendiri aja." katanya kemudian tersenyum.
Sani mendengus. "Yowes."
*****
Cakra menarik sebuah bangku dan langsung duduk di samping Daniel yang sedang menelusupkan kepalanya kedalam tasnya.
"Woy!" teriak Cakra sambil menggebark meja.
Daniel tersentak kaget. Ia mengeluarkan kepalanya dan langsung menatap tajam Cakra yang sedang cengar-cengir. "b*****t!" umpat Daniel.
"Si Floria nangis. Lo apain dia?" tanya Cakra to the point.
Daniel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia lupa habis melakukan apa kepada Floria. "Gak tau."
"Si anjing." umpat Cakra. "Gue tau lo lagi ada masalah tapi lo gak harus segitunya sama Floria, dia gak tau apa-apa dan malah lo bikin nangis." kata Cakra.
Daniel diam sejenak, memikirkan apa yang tadi ia lakukan kepada Floria sampai-sampai Floria menangis.
Ah iya, tadi ia mengusirnya lalu membentaknya.
Daniel menjadi khawatir pada Floria, takut jika Floria marah padanya.
Sebenarnya Daniel semalaman stress karena memikirkan perjodohan itu. Ia tidak bisa tidur, bahkan ia tidur hanya sekitar satu jam karna ia harus sekolah, itu juga kesiangan dan ia mendapat poin karena kesiangan.
Tadi pagi Daniel menceritakan pada Cakra kenapa ia telat dan wajahnya kusut, namun Daniel tidak menceritakan tentang masalah perjodohan itu.
"Tadi gue ngusir dia dan gue kelepasan ngebentak dia." kata Daniel.
Cakra membelalakan matanya. "Lo gila?" teriak Cakra yang tidak percaya. Dia tau Daniel. Daniel menyayangi Floria dan tidak akan pernah menyakiti gadis itu.
Daniel mengusap-ngusap telinganya, lalu ia menoyor kepala Cakra. "Bangke! Gak usah teriak-teriak juga."
Cakra mengusap mulutnya. "Gue refleks, bege."
Daniel memutar bola matanya malas.
"Lo harus minta maaf sama Floria." kata Cakra.
Daniel mengangguk dan bangkit dari duduknya, namun Cakra menahannya.
Daniel mendesah pelan. "Apa lagi Cakra Khan?" tanyanya malas.
"Lo mau mati? Itu Bu Ida udah didepan, setan!" bisik Cakra yang telah melihat Bu Ida yang baru saja masuk ke dalam kelasnya.
Daniel menoleh ke arah depan, dengan cepat ia duduk kembali di bangkunya dan Cakra kembali ke mejanya.
Di sekolah ini memang menggunakan meja tunggal.
Bu Ida adalah guru sejarah. Dia terkenal killer sepanjang sejarah dia mengajar di SMA Harapan.
"Buka buku paket kalian halaman 110." perintah Bu Ida dengan suara yang mengintimidasi.
*****
Floria tersentak saat ia melihat Daniel berdiri didepan kelasnya, melipat tangannya didepan d**a dan menyandarkan punggungnya ke tembok.
Daniel menoleh dan Floria menunduk.
Tanpa mengucapkan apa-apa, Daniel menarik tangan Floria.
Floria juga hanya pasrah saat Daniel menariknya. Dia tidak melawan karna masih takut dengan sikap Daniel sekarang.
Daniel membawanya ke taman belakang sekolah. Jarang ada yang kesana, mungkin hanya beberapa siswa-siswi saja yang pernah ke sini.
Floria duduk di sebuah bangku panjang, begitu juga dengan Daniel.
Daniel melihat Floria yang terus saja menunduk. Daniel sadar jika ia salah karena telah membentak Floria tadi.
"Maaf." ucap Daniel lirih.
Floria memberanikam diri untuk mengangkat kepalanya dan menatap Daniel.
Tiba-tiba saja matanya memanas lagi.
Daniel menggeleng. "Jangan nangis. Kamu tau kan kalo aku gak suka liat cewek nangis, apalagi itu kamu." kata Daniel sambil mengusap sudut mata Floria yang menggenang.
Daniel menarik Floria kedalam pelukannya, membiarkan gadisnya menangis dipelukannya.
Tangis Floria langsung pecah, bersamaan dengan Daniel yang juga mengecup puncak kepalanya.
"Aku minta maaf soal tadi yang udah ngusir kamu dari kelas sampe ngebentak kamu. Aku minta maaf." kata Daniel lembut.
"Aku ada salah sama kamu emangnya?" tanya Floria dengan keadaan masih terisak.
Daniel menggeleng. "Enggak. Kamu gak ada salah. Akunya aja yang lagi banyak pikiran. Aku minta maaf."
Floria melepaskan pelukannya. "Kamu gak mau cerita sama aku?" tanyanya.
Daniel tersenyum. "Bukan apa-apa kok. Aku cuma lagi berantem kecil aja sama Papa." kata Daniel bohong.
Daniel masih belum siap untuk menceritakan ini pada Floria. Jangankan kepada Floria, kepada Cakra saja Daniel tidak mau memberitahukannya.
Floria adalah segalanya untuk sekarang bagi Daniel, dan kebahagiaan Floria adalah diatas segala-galanya untuk Daniel.
"Bohong." ucap Floria.
Daniel menggeleng. "Beneran bukan apa-apa kok. Udah ya, aku minta maaf soal tadi. Sebagai permintaan maaf aku, kita sekarang jalan, gimana?" ajak Daniel.
Tanpa berpikir lama, Floria mengangguk kuat sambil tersenyum.
Daniel terkekeh lalu mengacak gemas puncak kepala Floria.
"Hapus dulu air matanya. Masa mau jalan sama cowok ganteng kamunya jelek." goda Daniel.
Floria mengerucutkan bibirnya. "Kamu juga jelek. Matanya item, ih." ledek Floria.
Daniel hanya tertawa, sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan Floria.
Daniel berdiri dan mengulurkan tangannya. Floria menyambutnya dengan senang hati.
Setidaknya, sekarang adalah saat-saatnya Daniel harus membahagiakan Floria, karna ia tidak bisa menjamin tentang apa yang ia sembunyikan dari Floria akan seterusnya dapat tersimpan rapat atau tidak.
*****