Stalking

1311 Kata
Gara-gara Keyra yang langsung mengajaknya pulang, Jagat sama sekali tidak punya kesempatan untuk mengajak wanita incarannya itu mengobrol. Hanya sekedar basa-basi saja tidak bisa. Baru tersenyum pun, sang anak sudah memasang wajah masam. Katanya malu jika Papa genit. Astaga, Jagat harus apa? Haruskah dia mengatakan, 'kalau tidak genit, gimana mau dapetin Mama buat kamu nak?' Namun lagi-lagi Jagat hanya mengalah. Tidak masalah mengalah lagi kali ini. Toh dia masih bisa mencoba untuk mendekati wanita itu. Meski gagal mengajaknya bicara dan berkenalan, tapi setidaknya Jagat sudah tau jika itu adalah butik milik wanita tersebut. Jagat juga iseng-iseng mencari akun official butik tersebut di sebuah platform sosial media. Akhirnya, dia kembali seperti di masa-masa kuliah dulu, suka stalking. "Following-nya cuma satu doang. Gue yakin pasti nih akun tuh cewek!" Jagat berseru penuh dengan keyakinan jika akun butik bernama @/moonboutique itu hanya mengikuti owner-nya saja. Dan dugaan Jagat 100% benar. Dia berhasil mendapatkan akun wanita tersebut. Terlihat dari semua foto unggahannya. "Cantik banget buset calon istri," Jagat senyum-senyum sendiri sambil menatap beberapa foto yang ada di feed Instagr4m akun tersebut. "Kaluna Atmadja. Nama yang cantik, sesuai sama wajahnya yang emang cantik banget." ujarnya kembali memuji. Bahkan tidak butuh waktu lama, Jagat langsung mengikutinya. Jagat benar-benar stalking sampai ke postingan highlight Kaluna jaman dulu. Benar tidak tanggung-tanggung sama sekali. Jagat juga terus mengaungkan kata cantik, setiap kali postingan tersebut muncul Kaluna. Jagat, terlihat seperti sedang di mabuk asmara. "Enaknya gue DM apaan ya?" monolognya sembari merebahkan tubuh ke atas kasur. Jagat benar-benar bingung harus mengirim pesan apa pada Kaluna. Masalahnya, dia harus membuat kesan pertama perkenalan mereka dengan baik. Setelah untuk ketiga kalinya sore tadi mereka bertemu. Namun yang terakhir tadi sama sekali tidak ada kesempatan untuk bicara. Sumpah demi apa pun, Jagat juga tidak menyangka bisa bertemu dengan Kaluna. Jika tau Kaluna adalah Tante dari teman Keyra, tentu saja Jagat akan menggali informasi tentang Kaluna dari Citra. Setidaknya dia harus tau namanya dahulu. Tapi karena sekarang sudah mengetahuinya, Jagat jadi bisa lebih bersemangat. Apalagi jika nanti harus pamer pada Evan dan Sean. "Gue DM hai cantik, gitu bakalan dibales nggak ya?" gumamnya. Lalu Jagat menggelengkan kepalanya, "ah nggak bener kalau gitu. Bisa-bisa tuh cewek nganggep gue playboy lagi," Jagat masih bingung harus mengirim pesan apa untuk Kaluna. Terus berpikir, hingga Jagat baru kepikiran soal hal penting. "s**t! Kaluna pasti mikir gue udah punya istri nih pasti." ujarnya meringis panik. Sebab tadi jelas-jelas Keyra memanggilnya Papa. "Nggak bisa nih, nggak boleh dibiarin salah paham. Ntar dia ilfeel terus mikir gue beneran genit lagi. Udah punya istri masih gatel, suka godain cewek lain. Mampus gue kalau beneran Kaluna mikir begitu!" Jagat dengan segala isi kepalanya saat ini benar-benar runyam. Tidak biasanya Jagat sampai uring-uringan begini hanya karena memikirkan jika sampai Kaluna salah paham dengan statusnya saat ini. Jagat dengan segala keberanian lantas mengirim pesan pada akun sosial media Kaluna. [Malam, Mbak Kaluna] Jagat terus memperhatikan layar ponselnya untuk melihat apakah Kaluna akan membalas pesannya atau tidak. Tapi nyatanya, dibaca bahkan tidak sama sekali. "Lagi online padahal. Kenapa nggak dibales juga?" monolognya. Lalu Jagat pun kembali mengirim pesan pada Kaluna, meski dari setengah jam yang lalu pesan pertamanya sama sekali tidak dibalas. Jangankan dibalas, dibaca pun sama sekali tidak. [Sudah malam Mbak, kenapa masih online?] Dan lagi-lagi, pesan Jagat sama sekali tidak dibalas. Tapi Jagat tidak akan berhenti mendekati Kaluna meskipun memang sangat sulit. Lalu tak berselang lama, Jagat mendapatkan notifikasi jika Kaluna baru saja membuat story di akunnya. Seolah menjawab pertanyaan yang baru saja dia ajukan pada Kaluna tadi. Kaluna membagikan kegiatannya malam-malam begini yang sedang iseng membuat design gaun pengantin. Karena Jagat memang sangat ingin mendekati Kaluna, tentu saja Jagat mencoba untuk membuka banyak kesempatan. Salah satunya ya sksd seperti sekarang. [Cantik banget desain gaunnya, Mbak. Kalau mau pesan gimana caranya?] Jagat tidak berharap lagi jika Kaluna akan membalasnya. Saking tau jika memang DM yang sebelumnya pun juga diabaikan. "Gila, beneran susah dideketin nih cewek. Oke baiklah, gue bakalan cari kesempatan lainnya biar bisa dapetin lo, Kaluna!" serunya, lalu tersenyum menatap foto Kaluna. Jagat, benar-benar tertantang sekali untuk mendapatkan hati Kaluna. Apalagi, dia sadar betul jika Kaluna tipe perempuan yang sulit digapai. Benar-benar spek mahal dan lain daripada yang lain. Lalu kemudian tiba-tiba saja Jagat terkejut saat mendapatkan notif DM masuk dari Kaluna. Bahkan saking terkejutnya, ponselnya sampai jatuh mengenai wajahnya. [Maaf, slot untuk pemesanan gaun pengantin sudah penuh] —kaluna [Saya bukan mau pesan gaun pengantin, Mbak. Tapi gaun yang lainnya, bisa?] —jagat [Langsung hubungi admin saya saja. Link-nya ada di bio Instagr4m saya] —kaluna [Kalau langsung sama Mbak Kaluna saja bagaimana?] —jagat Katakanlah Jagat calon customer yang banyak maunya. Tentu saja, DM terakhirnya sama sekali tidak dibalas oleh Kaluna. Tapi, tidak masalah bagi pria itu. Seorang Jagat Kaivan Mahatama selalu memiliki banyak cara untuk mendekati wanita incarannya. "Maaf ya Nak, besok kayaknya Papa mau jual nama kamu di depan calon Mamamu. Bohong dikit kayaknya nggak bakalan dosa," monolognya setelah mendapatkan sebuah ide. Besok, Jagat akan benar-benar mendatangi butik milik Kaluna. Dan melancarkan aksinya. Papa muda benar-benar sedang mengejar cinta judulnya. +++ Kaluna membuat secangkir teh hangat untuk sang kakak yang baru saja tiba di rumahnya. Sudah biasa bagi Kaluna jika tiba-tiba sang kakak datang tanpa memberitahunya jika akan datang. Jika bukan untuk menitipkan Cici, maka akan numpang berbagi kesedihan atau bahkan kemarahan. "Jadi, lo beneran ngasih izin Bang Yoga buat nganterin Cici sekolah Mbak?" "Terpaksa," "Kenapa? Dia ngancem lo lagi?" "Udah jadi kebiasaannya dia kan? Emang suka ngancem. Sialan banget emang tuh orang. Gue masih dendam banget sama dia," Kaluna menyesap s**u hangat miliknya. Mendengarkan segala ocehan Milana sudah menjadi hal yang biasa untuk Kaluna. Tidak terkejut meski Milana berulang kali mengatakan hal yang sama. Walaupun ya tetap saja Kaluna terkadang bosan. Bahkan keputusannya untuk tidak pernah menikah menurutnya sudah benar, jika melihat seperti apa akhirnya pernikahan sang kakak. Se-problematic itulah sebuah hubungan yang dia lihat. "Tapi emang sudah semestinya sih Mbak, lo harus nurunin ego lo itu. Mau gimana pun, dia itu ayahnya Cici. Cici butuh sosok ayahnya. Kasihan kalau lo jauhin terus menerus." "Lo tuh nggak ngerti banget apa yang gue rasain Lun. Lo nggak tau apa-apa, jadi lebih baik diem aja deh." Kaluna terkekeh pelan. Setiap kali dia mengatakan sesuatu pasti dianggap sebagai sebuah kesalahan atau seolah tidak berperasaan karena tak mengerti perasaan kakaknya sendiri. "Lucu lo Mbak. Gue cuma ngutarain apa yang baik buat Cici, ponakan gue. Dia masih kecil dan butuh kasih sayang kedua orang tuanya. Lagian Bang Yoga kelihatan tulus kok sayangnya sama Cici. Udah waktunya lo nurunin ego lo demi kebaikan Cici Mbak." "Gue izinin dia kalau sendiri. Gue nggak mau sampai anak gue kenalan sama pacar barunya Yoga. Lo inget kan terakhir kali waktu Yoga dateng bawa pacar barunya? Cici nanyain terus kenapa cewek lain yang pelukan sama papanya? Kenapa bukan mamanya? Gue cuma nggak mau anak gue sedih kok, itu aja." Kaluna lantas diam tak menjawab. Karena dia tau, bahwa ada alasan lainnya juga. Kaluna tau seperti apa watak dari kakaknya itu. Namun, Kaluna sontak memancingnya. "Serius cuma itu alasannya Mbak? Bukan karena lo masih suka sama dia?" "Suka sama dia? Udah gila kali gue suka sama cowok redflag kayak si Yoga! Udahlah, gue mau cabut sekarang. Ngomong sama lo selalu aja berakhir bikin gue kesel!" "Ya," balas Kaluna sesingkat itu. Yang justru membuat Milana menghentakkan kakinya kesal. "Mbak?" "Apaan lagi?" sahut Milana sembari menoleh ke arah Kaluna. "Mau ngomong apa lagi coba lo?" "Tehnya nggak mau diminum dulu? Gue udah effort buatin minuman buat lo, Mbak." Milana sontak menganga mendengar ucapan Kaluna. Dia pikir, Kaluna akan kembali mengatakan hal yang menyinggung soal Yoga. Sebab dia sudah menyiapkan diri untuk menjawabnya kali ini. Tapi ternyata justru mengatakan hal yang menurutnya tidak penting sama sekali. Karena itulah, Milana hanya mendumal dan melanjutkan langkahnya meninggalkan rumah Kaluna. "Dikit-dikit emosi, dikit-dikit kesel, udah mirip banget kayak bapaknya." ujarnya seolah-olah tidak berkaca pada dirinya sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN