Begitu sampai Devonshire House, aku segera beristirahat. Mengingat malamnya aku akan belajar berdansa, butuh persiapan fisik yang cukup untuk itu. Mary sibuk merapikan dan menyimpan gaun-gaun baruku, pakaian berkuda, sarung tangan, topi, bonnet, turban, korset, chemise, dan petticoat. Karena terlalu lelah, aku langsung terlelap. Saat akhirnya terbangun, sudah agak malam. Itu pun karena Mary yang membangunkanku. “Mau mandi sekarang, Miss?” “Ya,” gumamku dengan suara serak khas baru bangun tidur. Sesudah selesai mandi, Mary mengeluarkan tiga gaun malam untuk dipilih. Gaun pertama adalah gaun biru muda rancangan Madame Madeline, gaun dari taffeta sutra. Potongannya membentuk tubuh. Gaun kedua adalah gaun abu-abu dari bahan muslin. Gaun ini tidak terlalu membentuk tubuh seperti gaun pert