James menatapku dengan senyum penuh harap. “Ya?” “A-aku….” Tepat saat itu, pintu ruangan dibuka. “James, Kak Daphne, apa yang kalian bicarakan?” Wajahku terasa panas. “Tidak ada.” “Aku hanya mengagumi kecantikan Daphne.” Eloisa menatapku lalu terpekik, “Wah, kau benar, James. Kak, kau cantik sekali!” Sesudah itu, Eloisa menoleh ke arah James. “Apa menurutmu kau akan bertekuk lutut pada Kak Daphne, James?” James tidak menjawab, malah berjalan mendekatiku, lalu meraih tangan kiriku dan meremasnya dengan lembut. Sesudah itu, dia menoleh ke arah Eloisa. “Pertanyaanmu salah, Eloisa. Bukan akan, tapi sudah.” Eloisa terpekik kembali. “Oh, ini luar biasa.” Dia berlari cepat ke arahku. “Kak, bagaimana denganmu? Kau dengar yang tadi dia katakan, kan?” Aku merasa ruangan ini semakin panas. Sa