Bel istirahat sudah berbunyi. Fely dkk tentu saja akan pergi ke kantin sekarang. Walau, pada dasarnya sebelum bel saja mereka bisa pergi ke kantin karna memang tidak adanya kegiatan belajar mengajar sekarang. Seperti Barra dkk yang ntah sejak kapan berada disana. Dan seperti biasa, mereka membuat isi kantin menjadi ramai karna mereka yang bernyanyi.
Fely dkk berjalan melewati meja Barra dkk karna mereka akan mengambil meja kosong yang kebetulan sekali tepat dibelakang ketujuh pria itu berdiri. Tapi, langkah Fely terhenti kala Vino mencekal lengannya, dan membawa Fely duduk tepat disebelah Barra. Fely sedikit menyerngitkan kedua alisnya sekarang. Karna tidak mengerti apa tujuan Vino menariknya kesini.
"Eh, ngapain lo? Gue mau duduk disana?" Tanya Fely pada Vino yang sudah duduk disebelahnya. Jadilah, Fely duduk diantara Barra dan Vino saat ini.
Sementara Clarin, Kai dan juga Nindi berdiri didekat meja ketujuh lelaki itu.
"Tau ish, kita mau makan" Protes Kai.
"Clar, sini duduk deket gue" Ucap Luthfi yang dengan gentle nya menghampiri Clarin dan menuntun gadis itu untuk duduk di sebelahnya. Tentu saja Clarin mau, jika Luthfi yang mengajaknya.
"Kai, Nin sini aja sih sama kita" Ajak Haykal. Nindi dan Kai saling sikut. Tapi, sepertinya memang lebih baik mereka disini. Toh, tidak ada Jihan apalagi Febri juga. Alhasil, kedua gadis itu duduk dikursi yang kosong dekat Haykal.
Kembali ke Fely yang masih memasang ekspresi bingungnya. Tidak hanya Fely, Barra juga sekarang memasang wajah bingungnya juga. Karna, Vino yang menatap keduanya secara bergantian. Dutambah, Kamal juga menatap mereka berdua juga. Tidak, tidak hanya Kamal, melainkan semua teman-teman Barra juga.
"Kenapa dah, pada liatin kita kaya gitu?" Tanya Barra.
"Iya deh". Tambah Fely.
"Jelasin ini, lo berdua semalem abis jalan ya?" Tanya Vino sambil menunjukan snapgram Fely dan juga Barra yang dimana foto itu menunjukan makanan dan meja yang sama.
"Ngga" Jawab keduanya kompak.
"Bener apa ngga? Bar dia cewek gue" Tanya dan ucap Kamal.
"Gue bukan cewek lo" Jawab Fely kesal.
"Iya, maksudnya calon cewek gue" Kamal meralat ucapannya.
"Bukan calon cewek lo juga" Jawab Fely lagi.
"Heh, kebetulan aja kali itu samaan. Lagian, kalopun gue sama si Fely jalan berdua emang kenapa?" Tanya Barra.
"Jadi, lo berdua pacaran?" Tanya Ansell.
"Ngga" Jawab Fely dengan segera.
"Jawab jujur aja Fely" Desak Vino.
"Ngga ish" Jawab Fely lagi.
"Tapi, belakangan ini lo berdua sering banget postnya samaan" Ucap Haykal.
"Ya, kebetulan aja mungkin" Jawab Barra.
"Kebetulannya Terus-terusan aneh" Cibir Kamal.
"Ah, udah ah gue mau pesen makanan. Ga penting banget sih pertanyaan kalian" Fely bangkit dari duduknya sekarang. Menghindari teman-teman Barra adalah solusi terbaik saat ini. Walau, pada akhirnya ia harus kembali ke meja pria itu.
***
Setelah kejadian introgasi dari teman-teman Barra, Fely diajak Barra untuk pergi ke rooftop. Ya, Barra yang memeberi pesan pada gadis itu untuk pergi ke tempat sekarang mereka berada. Duduk di sofa, menatap langit yang cukup cerah sekali sekarang. Dengan tangan Barra yang sudah menggenggam jemari Fely.
"Sampe kapan kucing-kucingan?" Tanya Barra.
"Ga tau" Jawab Fely lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Barra.
"Gue ga papa kalo semuanya tau kita pacaran".
" Kalo mereka mikir kita udah nikah gimana? Liat, lo aja kadang lupa itu cincin dipake dijari kanan" Tanya dan ucap Fely.
Ya, terkadang Barra memakai cincinnya di jari manis sebelah kanan. Hal itu ia lakukan jika sedang jalan berdua dengan Fely. Tapi, jika Barra ingat akan pergi ke sekolah Barra akan memindahkan cincinya itu ke jari manis sebelah kiri, atau ke jari mana saja yang berada di tangan kirinya. Sementata, hari ini ia lupa untuk memindahkan cincin itu. Untung saja, tidak ada yang menyadarinya selain Fely. Itupun karna Barra yang kini sedang memainkan tangan Fely.
"Gue lupa pindahin" Jawab Barra lalu segera memindakan cincinnya itu.
Sementara Fely, memang setelah sehari mereka menikah, Fely sudah memindahkan cincinnya itu kejemari kirinya. Lagian, tidak akan kentara jika cincin itu sebagai tanda sudah terikatnya Fely dengan hubungan pernikahan. Karna, perempuan memang sipengoleksi perhiasan.
"Gue mau bebas kaya si Luthfi, ataupun yang lainnya" Ucap Barra lagi.
"Lagian, gue juga cape kalo lo terus-terusan cemburu sama si Jihan. Kan dia ga tau kalo gue itu punya lo" Lanjutnya.
"Tapi kita kan udah janji ga akan sebarin masalah ini Bar". Barra menarik nafasnya. Kenapa ia tidak mendengarkan ucapan dari Lita saja untuk mengakui Fely sebagai kekasihnya. Bukan menunggu hubungan keduanya yang diketahui oleh Febri yang dimana Febri dengan mudahnya berbicara pada pihak sekolah.
Barra juga menyesali dirinya yang baru menyadari dan menyatakan jika Barra mencintai Fely. Jika sejak awal pernikahan mereka Barra sudah menyayangi Fely, mungkin dari awal juga Barra akan membuat kesepakatan untuk mengatakan hubungan mereka itu lebih dari teman pada semuanya yang ada disekolah.
"Emang, lo ga denger ya orang-orang gosipin kita?" Tanya Fely.
"Gue ga pernah dengerin omongan orang tentang gue Fel. Gue yang jalanin kehidupan gue sendiri, mereka tau apa sih tentang gue? Mereka ga tau kan siapa yang gue sayang, siapa yang gue cintain?" Jawab Barra.
"Bar, lo sayangkan sama gue?" Tanya Fely yang kini sudah membenarkan posisi duduknya menjadi melihat Barra.
"Gue sayang banget sama lo" Jawab Barra.
"Biar gue yang bilang sama semuanya nanti ya. Please gue nunggu waktu yang pas aja. Gue ga mau dengan pengakuan kita nanti itu malah bikin semua orang ga percaya dan mikir kalo kita itu cuman pengalihan isu dari hubungan pernihakan aja. Ya, walaupun kenyataannya emang gitu". Ucap Fely sambil menatap dalam mata Barra.
Barra tersenyum simpul lalu menganggukan kepalanya. Alasan Fely memang cukup masuk akal. Barra memang tidak pernah mendengarkan omongan orang lain tentangnya. Tapi, tidak jarang juga Barra mendengar masih ada yang menggosipkan tentang hubungan pernikahan Fely dan juga Barra sejak Febri membocorkan semuanya. Ditambah, bukti-bukti foto yang Febri punya.
"Oke, tapi kalo situasinya kejepit banget, dan lo ataupun gue terpaksa harus bilang kalo kita pacaran, ga papa ya?" Tanya Barra.
Fely tersenyum lalu menganggukan kepalanya. Setidaknya sekolah tinggal beberapa hari lagi. Jadi, kemungkinan setelah liburan semester nanti semua siswa disini akan melupakan gosip tentang Fely dan juga Barra yang sudah menikah. Barulah disana, Fely akan berani untuk mengakui jika Barra adalah pacarnya.
Fely berhambur memeluk Barra sekarang. Dalam hatinya ia bersyukur memiliki suami sepengertian Barra. Karna, jika Barra masih meninggikan ego, dapat dipastikan Barra akan mengatakan jika Fely ini kekasihnya sekarang juga pada teman-teman mereka.
"Makasih ya Bar, lo selalu ngertiin gue" Ucap Fely.
"Iya, sama-sama. Gue akan berusaha untuk ngertiin lo Fel. Gue sayang sama lo" Jawab Barra.
Lidah Fely terasa kelu sekarang. Ingin sekali Fely berkata jika Fely juga menyayangi Barra. Tapi, ntah kenapa stok kata-katanya seketika hilang sekarang. Perasaannya terhadap Barra, pertama kali ia rasakan. Dimana, rasa sayangnya yang teramat begitu besar. Perasaan yang tidak sama dengan perasaan yang ia rasakna sebelumnya terhadap mantan-mantan kekasihnya.
***
Sore ini Barra mengajak Fely untuk jalan-jalan ke taman kompleks mereka. Itung-itung olah raga katanya. Fely juga merasa ingin sekali pergi sekarang. Jadi, ia mengiyakan ajakan dari suaminya itu. Setelah mandi dan bergati pakaian, keduanya kini turun dari kamar mereka. Menghampiri Lita yang sedang duduk diruang keluarga, menonton tv untuk menghabiskan waktu sore ini.
"Ma, kita mau jalan ke taman dulu ya" Pamit Barra saat ia dan Fely sudah berada didekat Lita. Lita menoleh ke arah anak dan menantunya yang sedang berdiri didekatnya.
"Mau jalan-jalan sore ini ceritanya?" Tanya Lita. Fely dan Barra mengangguk bersamaan.
"Iya, katanya mau cari udara sore nih Barra" Jawab Fely.
"Ga mau pake motor gitu?" Tanya Lita lagi.
"Ngga, jalan aja biar sehat. Menantu mama ini kan anti banget sama olah raga" Kini Barra yang menjawabnya. Lita tersenyum lalu menganggukan kepalanya.
"Ya udah, jangan kemaleman ya pulangnya" Ucap Lita yang mendapat anggukan dari keduanya. Kini, Fely dan Barra menyalami tangan Lita bergantian. Barulah setelah itu keduanya meninggalkan rumah.
***
Saat menjelang sore, tepat matahari terbenam, Fely dan Barra mencari spot terbaik di taman kompleks mereka untuk mengabadikan momen keduanya. Tentu saja, momen ini akan mereka abadikan di i********: mereka berdua. Dan mereka juga sudah sepakat untuk di upload di feed i********: masing-masing.
Setelah puas mengambil beberapa foto, Fely dan Barra memutuskan untuk makan malam di pinggir jalan saja dekat taman yang mereka diami kini. Nasi goreng adalah tujuan keduanya. Karna, tidak ada lagi yang menarik hati mereka disini. Sebelum memesan nasi goreng juga, keduanya menyempatkan untuk melakukan ibadah sholat magrib di masjid kompleks mereka.
Hanya menunggu beberapa menit saja, pesanan keduanya sudah datang. Fely sedikit tertohok kala melihat nasi goreng disini porsinya cukup banyak. Karna memang selama Fely menikah dengan Barra, mereka tidak pernah makan di sini. Karna, Barra maupun Lita tidak pernah mengajak Fely kesini.
"Gila, ini porsinya banyak banget. Ga akan abis gue mah" Komentar Fely saat menerima sendok yang sudah Barra lap untuknya.
"Udah, abisin aja. Sekali-kali makan banyak" Jawab Barra.
"Ga akan abis ini mah Bar. Lambung gue mah kecil ga gede". Barra menarik nafasnya. Fely masih saja sulit untuk makan nasi. Porsi nasi gadis itu sangatlah sedikt. Berbanding terbalik dengan porsi pedasnya.
"Nasi aja susah lo. Giliran seblak, semangkuk penuh aja lo abis" Cibir Barra.
"Itu mah beda lagi". Jawab Fely.
"Udah, makan aja. Kalo kenyang jangan dilanjutin". Fely menganggukan kepalanya. Ia kini mulai menyantap nasi goreng didepannya. Sementara Barra sudah menyantapnya sejak tadi.
***
Selesai makan nasi goreng, Fely meminta Barra untuk membelikannya ice cream. Karna, penjual ice cream disini sangatlah mudah untuk dicari. Makanan penutup wajib keduanya itu kini sudah berada digenggaman masing-masing. Keduanya juga kini sedang duduk di kursi taman yang kebetulan kosong. Lagi dan lagi, keduanya mengabadikan momen. Tapi, kali ini hanya untuk konsumsi pribadi saja.
"Fel, nanti kalo kita udah punya anak seru ya dijak jalan-jalan kesini" Ucap Barra yang sedang mengkhayal tentang mereka yang kelak memiliki buah hati.
"Lo aja yang bawa jalan-jalan. Ntar gue mah mau selonjoran dirumah" Jawab Fely sambil terkekeh.
"Sialan, ibu macem apa lo" Jawab Barra.
"Kan gue ntar yang hamil, gue yang lahirin. Nah, kalo lo kerja, siapa yang urus? Gue kan?".
"Ya masa jalan-jalan lo nya ga ikut. Gue gini-gini masih laku ya" Jawab Barra.
"Lo fikir gue ngga? Siapa tuh yang kemarin marah-marah karna ada yang deketin gue?" Tanya Fely yang mengungkit masalah kemarin di Caffe. Dimana Barra yang dengan sewotnya berbicara pada pria yang ingin berkenalan dengan Fely.
"Masih inget aja lo Munaroh" Jawab Barra lalu memanyunkan bibirnya.
"Inget lah, seorang Barra Alman Said cemburu itu hal yang harus diinget" Jawab Fely masih terkekeh.
"Seneng banget lo".
"Seneng dong, karna nih ya. Gue itu bisa buktiin kalo gue bisa bikin most wanted di sekolah itu klepek-klepek sama gue. Itu artinya, gue itu lebih cantik dari semua cewek. Kalo ngga, ga mungkin gue bisa dapetin lo sedapet-dapetnya".
Barra menggelengkan kepalanya. Sudah kembali keluar kata-kata Fely sekarang. Lebih baik pembahasan yang lain yang mereka bahas saja. Karna, Barra yakin jika Fely akan terus mengeluarkan jawaban yang dimana membuat Barra berfikir keras untuk menjawabnya.
***
Saat Fely dan Barra sedang dalam perjalanan pulang, Barra mendapatkan telfon dari Davin dimana leader geng motornya itu meminta Barra untuk berkumpul di markas. Katanya, ada pembahasan untuk kegiatan yang akan The Beatles lakukan dalam waktu dekat ini.
"Siapa?" Tanya Fely saat suara hp Barra berbunyi dan Barra yang sedang membaca layar hp nya yang dimana menampilkan nama Davin disana.
"Bang Dav" Jawab Barra lalu mengangkat telfon itu.
"Hallo bang kenapa?" Tanya Barra.
"Bar, lo lagi nyantai ga?" Tanya Davin disebrang sana.
"Iya santai, kenapa?".
"Ini, gue sama anak-anak yang lain lagi ngumpul dimarkas. Kita mau bahas masalah baksos kita itu loh. Lo bisa kan kalo kesini? Kita bahas bareng-bareng"
"Oh, oke bang, bentar lagi gue kesana" Jawab Barra.
"Oke, kalo lo mau bawa cewek lo kesini juga gapapa".
"Cewek apaan sih bang?".
Davin memang mengetahui tentang Barra yang memiliki kekasih. Tentu saja Davin tahu karna Barra yang memposting foto kebersamaan dengan seorang wanita. Tidak mungkin wanita itu ibu dari Barra. Karna, terlihat mesra sekali foto keduanya.
"Haha, iya ya udah kesini ya lo".
"Siap bang". Jawab Barra lalu mematikan sambungan telfonnya. Kembali Barra memasukan hp nya ke dalam kantung celananya.
"Kenapa?" Tanya Fely.
"Gue mau ke markas The Beatles, boleh ya?" Tanya Barra.
"Sekarang?". Barra menganggukan kepalanya.
"Mau ngapain?" Tanya Fely lagi.
"Mau bahas masalah baksos katanya. Lagian udah ada anak-anak yang lain disana".
"Oh, ya udah boleh. Jangan malem banget aja pulangnya" Jawab Fely yang mengizinkan Barra.
Jika tentang The Beatles, Fely percaya akan geng motor itu. Tentu saja rasa percayanya itu didasari dengan Fely yang dulu sering ikut nongkrong bersama anggota The Beatles. Bahkan, sesekali juga Fely nongkrong bersama mereka jika ada Elena disana setelah Fely menikah dengan Barra.
Lagi pula, tentang baksos yang akan dilakukan oleh The Beatles Fely juga mengetahuinya. Selain Barra yang pernah bercerita, Fely juga diajak untuk join nantinya oleh Davin. Itu semua didasari karna Fely sudah dianggap keluarga dan adanya Elena yang akan ikut dalam kegiatan The Beatles nanti. Jadi, kemungkinan besar Fely juga akan terlibat dari kegiatan yang katanya akan dibahas malam ini oleh para anggota The Beatles.
"Oke siap ibu negara" Jawab Barra sambil hormat pada Fely layaknya ia hormat pada bendera merah putih saat upacara pada hari senin.
Keduanya kini terkekeh dan berjalan sambil merangkul satu sama lain. Mengingat, Barra yang harus pergi sekarang juga karna jika Barra lebih lama berangkat, maka Barra akan pulang lebih malam lagi nantinya.
***
TBC.
I hope you like the story
Don't forget to vote and comment
See you in the next part