Part 82

1002 Kata
Barra menghentikan laju motornya. Ia membuka helm fullface yang ia kenakan. Memarkirkan motor ditempat biasa ia memarkirkan motornya di markas. Dengan jaket almamater The Beatles, celana jeans sobek dibagian lutut membuat Barra terlihat keren sekali saat ini. Sangat menjiwai dirinya yang merupakan anggota geng motor ternama di Jakarta ini. Perlahan, Barra mulai memasuki ruangan bernuansa gelap ini. Dimana sudah banyak anggota The Beatles disini. Suasana markas sangat menandakan keberanian dari The Beatles. Belum lagi, banyaknya bendera geng itu yang sangat banyak disini. "Sorry bang, abis manjain dulu cewek" Ucap Barra saat ia duduk disebelah Davin. "Kenapa ga di bawa?" Tanya Davin. Padahal, disini ada Elena. Pacar Davin yang dekat juga bersama Fely. "Takut kemaleman" Alibi Barra. "Dari tadi Len disini?" Tanya Barra pada gadis yang duduk disebelah Davin. "Iya Bar, biasa kawal juragan hahaha" Jawab Elena diakhiri dengan kekehan dari ketiganya. "Padahal, bawa cewek lo kesini biar bisa kenal sama gue" Lanjut Elena yang mendengar percakapan antara Barra dan juga Davin barusan. "Iya, nanti gue bawa" Jawab Barra. Mana berani Barra membawa Fely kesini. Bisa-bisa mereka akan diwawancarai karna kedapatan bersama-sama datang ke markas. Apa lagi, Fely cukup dikenal di The Beatles ini. Walau, sejujurnya Barra tidak mengetahui Fely cukup dikenal disini. "Nanti, kalo misalnya lo mau bawa cewek buat baksos boleh ko. Elena juga mau ikut" Ucap Davin pada Barra yang mendapat anggukan dari pria itu. Sedang menyeruput minuman yang sudah disediakan, Vino dan Ansell datang menghampiri Barra. Karna memang keduanya baru saja datang setelah mereka pergi ke minimarket untuk membeli beberapa bungkus rokok untuk mereka yang ada disini. "Woy, dari mana aja lo?" Tanya Ansell. "Abis pacaran tuh sama si Fely" Jawab Vino asal. Semua itu disadari karna Vino yang melihat postingan dari Barra dan juga Fely tadi di i********: mereka. Bahkan, mereka juga saling berbalas komentar tadi. "Serius lo sama si Fely?" Tanya Davin pada anggotanya itu. Barra menoleh pada Davin. "Ah dia mah bacot doang" Jawab Barra berbohong. "Halah, liat aja di IG mereka bang. Masa iya sih baju sama, suasana sama. Masa orangnya beda" Jawab Vino sambil menyalakan satu batang rokoknya. Begitu juga dengan Ansell yang mengambil satu batang rokok juga. "Jangan sebar gosip deh Vin" Ucap Barra. Tidak lama, Melvin dan juga James datang menghampiri keempat temannya itu dan juga Elena yang duduk manis disebelah Davin, kekasihnya. "Gosip apa nih?" Tanya James pada semuanya. "Noh, si Barra pacaran sama si Fely" Jawab Ansell. Melvin menoleh kearah Barra. Karna, jujur saja perasaan Melvin pada Fely masih ada. Bahkan, rencananya Melvin akan berusaha untuk mendekati Fely sekarang ini. Pertemuannya dengan Fely saat disekolah gadis itu beberapa bulan lalu, membuat perasaan Melvin kembali besar. Walau, jika dilihat dari i********: gadis itu memang Fely terlihat memiliki seorang kekasih. "Bener Bar?" Tanya Melvin memastikan. "Ah, si Ansell sama si Vino dipercaya" Jawab Barra. Melvin tersenyum lalu menganggukan kepalanya. Sepertinya, masih ada kesempatan untuk Melvin bisa mendapatkan hati Fely jika kekasih gadis itu bukan anggota dari The Beatles. Karna, Melvin tentu saja akan memilih persahabatannya di The Beatles dari pada harus memilih Fely. "Eh bagus tau kalo sama si Fely. Si Fely yang sering sama gue kan kalo disini?" Jawab dan tanya Elena. Vino menghisap rokonya sambil menganggukan kepala sebagai jawaban iya atas ucapan dari Elena barusan. "Ish udah ah, kan kesini kita mau bahas masalah baksos, ko malah bahas cewek" Ucap Barra mengalihkan pembicaraan. "Eh iya, kumpulin anak-anak yang lain" Perintah Davin pada siapapun yang mau berangkat. Dan Ansell lah yang kini bangkit dari duduknya untuk memanggil beberapa anggota The Beatles yang lain untuk berkumpul bersama Davin dan yang lainnya disini. *** Sekitar pukul setengah 12 malam, Barra baru kembali ke rumahnya. Ia segera menaiki anak tangga untuk masuk kedalam kamarnya. Harapannya Fely sudah tertidur pulas. Karna, ini sudah terlalu malam jika Fely menunggunya pulang. Pembahasan baksos tadi cukup panjang, jadi Barra pulang selarut ini. Perlahan, Barra membuka pintu kamarnya. Lampu utama masih menyala, itu artinya Fely masih terjaga saat ini. Bukan sekali dua kali Fely menunggu kedatangan Barra pulang. Karna, Fely tidak akan pernah tenang jika Barra belum pulang juga saat lelaki itu keluar rumah. "Fel, ko belum tidur?" Tanya Barra yang kini menghampiri Fely lalu menyodorkan tangannya seperti biasa agar istrinya itu mencium tangannya. Lalu, setelah itu Barra mencium kening istrinya itu. "Ga bisa tidur gue. Lo belum balik" Jawab Fely. "Maaf ya, tadi banyak banget yang di bahas, jadi pulangnya malem". Fely tersenyum lalu menganggukan kepalanya. "Iya, udah sana bersih-bersih. Gue tungguin ya" Jawab Fely. "Ya udah, bentar ya gue ke kamar mandi dulu". Selang beberapa menit, Barra sudah kembali dengan piyama yang sudah Fely siapkan tadi jauh sebelum Barra pulang. Segera Barra menaiki ranjang dan duduk disebelah Fely yang masih asyik duduk menyandar pada sandaran kasur sambil memainkan hp nya. Tapi, Fely segera menaruh hp nya setelah Barra duduk di sebelahnya. Karna, Barra yang pernah memprotesnya jika Fely terlalu sering memainkan hp saat bersama Barra. "Lo disuruh buat dateng ya ke baksos nanti?" Tanya Barra yang mendengar percakapan antara Davin dan yang lainnya dimana mereka menyebut nama Fely. "Oh, iya. Gue sih mau aja kalo lo izinin" Jawab Fely. "Boleh, tapi gimana caranya kalo lo itu satu motornya sama gue?" Jawab dan tanya Barra. "Bisa diatur". Bukan Fely namanya jika tidak bisa memikirkan cara untuk memberi alasan atas apa yang akan dia lakukan bersama Barra. Beruntungnya, Barra selalu bisa diajak Fely bekerja sama dalam hal apapun yang bersangkutan dengan mereka berdua. "Tapi, tadi mereka nanyain gue pacaran ngga nya sama lo" Ucap Barra. "Oh ya?" Tanya Fely. Barra menganggukan kepalanya lalu menceritakan semua yang terjadi di markas tadi. Sampai mereka tidak sadar jika waktu sudah larut malam. Karna keduanya yang asyik bercerita kesana kemari. "Anjir, udah mau jam 1 malem ini Bar" Ucap Fely yang sadar jika wamgu sudah larut sekali. "Eh iya ya. Keasyikan ngobrol kita" Jawab Barra. Keduanya kini terkekeh. Lalu, mereka berdua koni memilih untuk tidur saja. Dikarnakan besok mereka masih harus masuk sekolah. *** TBC. I hope you like the storyg Don't forget to vote and comment See you in the next part
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN