“Ya Allah ya Rab, ... hamba janji. Mulai saat ini juga, hamba akan membahagiakan istri dan anak-anak hamba!” batin Daniel tersenyum semringah membiarkan tangan kanannya disalami oleh Violita kemudian anak-anak. Al masih menjadi yang paling teladan. Sementara Chilla menjadi yang paling manja. Menyalami tangan Daniel saja, Chilla melakukannya dengan terkantuk-kantuk. Mulut Chilla kerap menguap, dan matanya seolah tidak bisa dibuka saking mengantuknya. Chilla memilih langsung meringkuk di pangkuan sang papa kemudian lanjut tidur. Bagi Chilla, pangkuan sang papa memang langsung menjadi tempat paling nyaman untuknya bermanja. Terlebih sejak awal pertemuan mereka, sang papa sudah sangat memanjakannya. “Macih ngantuk!” rengek Chilla tetap bertahan tidur tanpa terlebih dulu melepas mukena bekas