Daniel masih merasa berat untuk menjawab. Ia membuat Violita menunggu. Namun, Violita menyadari bahwa sang suami sengaja menunggu anak-anak mereka makin jauh meninggalkan mereka. Keduanya sedang seru-seruan, membuat para mafia di sana mengejar mereka di antara gelak tawa yang terus terdengar. Chilla dan Al sudah ada di halaman depan yang sengaja dibuat menjadi lapangan voli atau malah basket. Sementara Daniel dan Violita bertahan di balkon depan ruang biliar. “Sebelumnya aku minta maaf,” sergah Daniel yang kemudian meraih tangan kiri Violita yang belum ia genggam. Violita membiarkan tangan kirinya diraih kemudian digenggam tangan kanan Daniel. “Sebenarnya aku enggak berharap mendengar Mas mengatakan kata maaf lagi. Namun karena Mas suamiku, apa pun itu asal bukan pihal ke tiga dalam rum