Perjalanan

1209 Kata
Matahari mulai terbit, pagi hari yang indah di pengungsian Benteng Pemberontak, Jefri tersadar dari pingsannya dan ia kebingungan sedang berada dimana. "Hah hah hah," suara nafas Jefri tergesa-gesa tersadar dari pingsannya. "Aku berada dimana? Kenapa aku disini?" ucap Jefri. Perawat yang merawatnya menghampiri untuk menanyakan kondisinya, memeriksanya, dan memberi makan yang sudah disiapkan untuknya. "Kamu sudah tersadar?" ucap perawat bertanya. "Aku berada dimana?!" ucap Jefri kebingungan. "Kamu berada di ruangan medis, kamu tidak sadarkan diri cukup lama,” ucap perawat. "Apa! Aku tidak sadarkan diri! Ah iya aku ingat sekarang, aku sedang bertarung dengan buronan," "Dia kuat sekali, menyerangku hanya sekali serangan aku sudah tumbang,” ucap Jefri. "Bagaimana kondisimu?" ucap perawat. "Kondisiku sepertinya tidak baik," ucap Jefri. "Ya Sudah istirahat, jangan banyak bergerak. Lebih baik kamu makan sekarang." ucap perawat memberikan makanan kepada jefri. Tubuhnya sangat sakit akibat terkena serangan dari Sargon, ia tidak bisa bergerak dan harus memulihkan tubuhnya di ruangan medis. Jefri baru kali ini merasakan sangat sakit setelah menerima kekuatan iblis, ia sangat menyesal telah menyerang Sargon, dan berniat untuk meminta maaf kepadanya. "Walaupun aku sudah memiliki kekuatan iblis, tubuhku tidak bisa menahan serangannya. Apa sekuat itukah dia," suara dalam hati Jefri. Empat narapidana berkekuatan iblis menghampiri ruang medis, untuk melihat menghampiri ruang medis, untuk melihat kondisi Jefri dan mengajaknya untuk menjarah kebutuhan pokok. Mereka semua terkejut baru kali ini manusia yang memiliki kekuatan iblis terbaring tidak berdaya dan tidak pulih dengan cepat. Pasukan pemberontak ingin melancarkan rencananya menjarah truck-truck pengangkut barang dan kebutuhan pokok. Ted memberikan semua kewenangan kepada Vio, karena ia yang tahu jam dan kapan seluruh pengungsian mengirim kebutuhan pokoknya. Vio memerintahkan untuk membagi lima kelompok, mereka semua harus berpencar menuju rute-rute yang dilewati oleh truk-truk pengirim kebutuhan pokok untuk markas pusat. Val, Sargon, dan Lucy berniat ingin melanjutkan perjalanan, mereka bertiga berpamitan dengan seluruh warga, Vio Kapten Yogi, dan keempat narapidana berkekuatan iblis. Andre tidak ingin mereka pergi, ia masih memiliki satu misi yang belum selesai, misi tersebut adalah meminta maaf dan mendapatkan tanda tangan Sargon. "Kalian ingin pergi secepat ini?” ucap Andre bertanya. "Ya kami sudah terlalu lama santai seperti ini sehingga lupa dengan misi kami," ucap Val. "Kalian jangan pergi, sehari saja kalian tinggal disini lagi, kami akan turuti semua kemauan kalian," ucap Andre. "Hmmm," Val berpikir sambil memasukan jari kelingkingnya ke dalam hidung. "Penawaran yang bagus, baiklah sehari lagi aku akan tinggal disini hehe," ucap Val tersenyum lebar. "Val apa yang kamu pikirkan! Kita tidak bisa sesantai ini, perjalanan kita masih panjang!" ucap Sargon kesal. "Apa kamu tidak dengar, dia akan memberikan apa saja yang kita mau, itu penawaran yang sangat bagus hehe," ucap Val tersenyum. "Kamu seenaknya saja Val! Kita harus melanjutkan perjalanan hari ini juga!" ucap Sargon kesal. "Hey Lucy, kamu setuju denganku kan, kita harus mengambil tawaran itu," ucap Val berbisik kepada Lucy. "Hmmm aku ikut kalian berdua saja," ucap Lucy. "Val kamu jangan coba-coba mempengaruhi Lucy!" ucap Sargon kesal. "Hahahaha kamu serius sekali Sargon," ucap Val tertawa. "Pokoknya hari ini kita harus melanjutkan perjalanan!" ucap Sargon kesal. "Ahh baiklah baiklah," ucap Val. "Padahal aku ingin membawa banyak makanan untuk diperjalanan." ucap Val bergumam sendiri. Mereka bertiga melanjutkan perjalanan, para warga memberikan semua sisa makanan kepada mereka untuk bekal di perjalanan. Val sangat senang dan langsung menerimanya. Ted memberikan bensin untuk cadangan di perjalanan mereka. Andre yang melihat mereka pergi tertunduk lesu dan misinya tidak terselesaikan. Vio mulai menyusun rencana. Ted memimpin pasukan menuju jalan yang dilalui truk dari pengungsian distrik Perahu Layar. Andre memimpin pasukan menuju jalan yang dilalui truk dari pengungsian distrik Tiang Emas, Albert memimpin pasukan menuju jalan yang dilalui truk dari pengungsian distrik Patung Kuda. Richard memimpin pasukan menuju jalan yang dilalui truk dari pengungsian distrik Taman Baru, sedangkan Kapten Yogi memimpin pasukan menuju jalan yang dilalui truk dari pengungsian distrik Batu Apung. Vio akan tinggal di pengungsian Benteng Pemberontak untuk menjaga pengungsian karena keadaan Jefri yang tidak memungkinkan. Mereka semua berangkat ke rute-rute yang sudah ditentukan, menjalankan rencana menyerang secara mendadak dan mengambil semua barang dan kebutuhan pokok. Pasukan pemberontak telah sampai di rute-rute yang sudah ditentukan, mereka semua bersembunyi dirumah-rumah dan toko-toko terbengkalai. Truk dari setiap pengungsian yang berada di Jakarta selalu dikawal oleh pasukan tentara, pasukan pemberontak harus melawan mereka semua jika ingin rencananya berhasil. Jam 08.00 truck dari setiap pengungsian berangkat menuju markas pusat. Pasukan pemberontak bersiap menembakan bom asap ke arah truck dan mobil tentara pengawal. Posisi keberadaan Ted menjarah truk dari pengungsian Perahu Layar. Ted memerintahkan untuk menembakan bom asap, bom asap di tembakan ke arah truck dan mobil tentara pengawal. Para tentara pengawal terkejut dengan bom asap tersebut, mereka semua berhenti secara mendadak. Para tentara pengawal tidak bisa melihat dengan jelas, pandangan mereka tertutup oleh asap. Ted dengan cepat melumpuhkan satu persatu tentara pengawal, pasukan pemberontak merampas senjata tentara pengawal dan mengikatnya. Pasukan pemberontak yang dipimpin Ted berhasil dengan cepat melumpuhkan tentara pengawal. Mereka menjarah senjata, mobil, dan truk pengangkut kebutuhan pokok. Ted menghubungi Kapten Abdi untuk mengabarkan keadaannya. Menjarah truk dari pengungsian distrik Perahu Layar berhasil.Mobil jeep berjalan dengan pelan. Val, Sargon, dan Lucy menuju hutan yang berada di Jawa Tengah, mereka semua menelusuri jalan yang sangat sepi tidak ada orang satupun. Val dengan nikmatnya memakan makanan yang diberikan oleh pasukan pemberontak. Jaka yang melihat Val makan dengan sangat nikmat ingin memintanya, tetapi Val menolak untuk memberikan makanannya. "Hmm nyam nyam nyam," suara Val makan. "Kenapa dia nikmat sekali makannya," suara dalam hati Sargon sambil melihat Val yang sedang makan. "Gleek," suara Sargon menelan air liur. “Anu kamu makan apa Valrey?" ucap Sargon bertanya. "Nyam nyam nyam," Valrey menghiraukan Sargon. "Apa kamu bisa menghabiskan makanan sebanyak itu?" ucap Sargon bertanya. "Nyam nyam nyam," Valrey kembali menghiraukan Sargon. "Apa aku boleh minta makananmu, sedikit saja,” ucap Sargon meminta makanan. "Nyam nyam nyam nyam,” Valrey dengan cepat menghabiskan makanannya. "Aaaaaaa, enak sekali,” ucap Valrey berdahak kekenyangan. "Maaf Jika makanannya sudah habis hehe," ucap Valrey sambil tersenyum. "Ketika aku meminta makananmu, kenapa kamu makan dengan cepat," “Apa kamu tidak ingin memberikannya kepadaku?" ucap Sargon. "Hahaha maaf maaf Sargon, aku sangat lapar." ucap Valrey sambil tertawa. Lucky yang baru pertama kali turun gunung dan melakukan perjalanan jauh sangat senang melihat gedung-gedung tinggi, dan perkotaan. Tetapi semua itu sirna gedung tinggi hancur, perkotaan terbengkalai dan tidak ada satu orangpun. Pasukan tentara markas pusat bersiap untuk berpatroli, mereka semua berpatroli melewati jalan-jalan yang dilalui truk-truk dari setiap pengungsiang yang berada di Jakarta. Keadaan Ted dan pasukan pemberontak. Ted kembali dengan selamat ke pengungsian Benteng Pemberontak, Vio sudah menunggu, ia senang rencananya berhasil. Vio mencoba menghubungi yang lainnya tidak ada jawaban, ia tidak tenang mengkhawatirkan pasukan pemberontak, ia tidak ingin rencananya gagal dan mengkhawatirkan pasukan pemberontak, ia tidak ingin rencananya gagal dan banyak korban berjatuhan. "Apa terjadi sesuatu dengan yang lainnya? Apa ada yang terlupakan dengan rencana yang aku buat?" suara dalam hati Vio. Keadaan semua pasukan pemberontak. Mereka semua bersembunyi bersiap untuk menjarah truk pengangkut kebutuhan pokok. Salah satu warga melihat dari kejauhan kendaraan patroli tentara markas pusat menuju ke arah tempat mereka bersembunyi. Pasukan pemberontak terjebak, apa mereka harus terus bersembunyi merelakan truck pengangkut kebutuhan pokok berjalan begitu saja atau mereka harus bertarung. Mereka semua sangat kebingungan, apa yang harus mereka lakukan, bersembunyi atau bertarung. Rencana dari Vio tidak berjalan dengan mulus. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN