“Ayo,” ajak Sean yang membuat Yuri pun terheran bukan main. “Ayo kemana Nii-chan?” tanya Yuri yang benar-benar kebingungan dengan arah pembicaraan ‘kakaknya’ ini. “Mall.” “Mall?!” kaget Yuri dengan manik matanya yang sontak berbinar cerah. “Ya.” “U-untuk apa kita kesana Nii-chan? Dan mengapa pula Nii-chan mengajak Yuri? Um… bukankah seharusnya Nii-chan pergi bersama—“ Yuri tidak melanjutkan kalimatnya, ia sontak membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangannya. Entah, Yuri begitu merutuki dirinya sendiri karena hampir saja terlepas untuk berbicara mengenai hal yang menyangkut privacy. “Siapa?” tanya Sean dengan raut wajah datarnya yang membuat Yuri pun merasa bersalah. “Um, tidak Nii-chan.” “Siapa?” “Maafkan Yuri, Nii-chan. Yuri benar-benar tidak ber