“Saya pergi,” ujar Sean final yang membuat Laura menyeringai di seberang sana tanpa mengetahui apa yang akan Sean lakukan nanti. “Kamu ini perlu aku ingatkan. Kalau begitu, kamu ingin menjemputku kapan?” tanya Laura tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. “Sekarang,” jawab Sean yang memang berniat untuk menjemput Laura sekarang juga. “E-eh? Baiklah kalau begitu aku akan bersiap sekarang. Sampai jumpa Sean, love you so much,” ujar Laura yang kemudian langsung menutup panggilan secara sepihak. Sean hanya diam sembari memasukkan ponsel miliknya ke dalam saku celananya. Sean tersenyum, tidak manis, akan tetapi tersenyum miring. Dirinya begitu mengasihani sosok Laura. Namun tunggu, ia berubah pikiran. Tidak, wanita seperti Laura tak pantas untuk diberi belas kasih. *** Sete