“Kakak sudah terkadung marah pada Yuri ya? Yuri minta maaf kakak.” “Tidak, cepat.” “U-uh, i-iya…,” balas Yuri yang kemudian memejamkan kembali matanya dan sedikit berjinjit guna menggapai bibir milik sang ‘kakak’. Cup…!! Pada akhirnya, kedua belah bibir tersebut kini tengah bertemu satu sama lain. Ya, Yuri menurut untuk mencium sang ‘kakak’ di bibir. Tadinya, Yuri sempat ragu karena merasa terdapat sebuah kejanggalan di sini. Akan tetapi, sampai sekarang pun Yuri masih belum bisa menemukan kejanggalan apa itu. Saat Yuri akan melepaskan pertemuan bibir keduanya, Sean ternyata sudah lebih dulu menahan tengkuk Yuri dan mulai memperdalam ciuman keduanya. “Ungghh… kakhh… hmphh!” lenguh Yuri ketika Sean mulai memasukkan lidah ke dalam mulut hangatnya. Yuri sedikit tersent